Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan tengah berupaya dalam menjaring dana murah untuk menekan laju peningkatan biaya dana, di tengah era suku bunga acuan yang masih tinggi dengan menerapkan sejumlah strategi.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) misalnya, berupaya menjaring dana murah dengan membidik segmen nasabah dengan simpanan rentang Rp100 juta—Rp500 juta atau nasabah segmen Emerging Affluent melalui BTN Prospera, baik nasabah baru maupun nasabah eksisting.
Direktur Distribution and Institutional Funding Jasmin mengatakan, bahwa saat ini BTN memiliki nasabah potensi yang akan masuk ke segmen BTN Prospera sebanyak 43.500 nasabah dengan dana kelolaan mencapai Rp 8 triliun.
“Kami memiliki target yang agresif di akhir tahun ini dana kelolaan bisa bertambah Rp 6,5 triliun, itu artinya menjadi Rp 14,5 triliun,” ungkapnya kepada kontan.co.id, Senin (16/9).
Baca Juga: Sejumlah Bank Digital Tawarkan Bunga Deposito Tinggi, Ini Kata OJK
Dalam membidik nasabah di segmen prospera BTN akan mengoptimalkan nasabah eksisting, baik yang tengah melakukan skema KPR maupun sudah lunas, untuk masuk ke BTN Prospera. Hal itu dilakukan karena saat ini porsi dana ritel BTN cenderung sedikit atau sebesar 25%, sedangkan dana institusi/lembaga mengambil porsi 75%.
Selain itu, Jasmin mengaku bahwa saat ini BTN juga tengah memfokuskan seluruh Kantor Wilayah dan Kantor Cabang untuk mengakuisisi DPK Mid-Size yaitu dana-dana perusahaan/institusi pada segmen mengah (kurang dari Rp 500 miliar).
BTN juga berupaya meningkatkan CASA melalui transaksi digital yaitu melalui BTN Mobile dan Akuisisi Merchant dengan Umbrella Program Bale. Hal ini dibuktikan dengan nasabah yang menggunakan BTN Mobile memiliki average saving balance 3,6x lebih tinggi, dan Total Merchant BTN sudah meningkat sebesar 209,3% secara YoY pada Juli 2024.
Baca Juga: Peluncuran Mobile Banking Hingga Super App Baru Dongkrak Transaksi Perbankan
Jasmin menyebut, incaran dana murah itu dilakukan untuk menekan biaya dana (cost of fund) perusahaan. CoF BTN berada di kisaran 3,5% saat ini. Nantinya, perusahaan akan menurunkan CoF di bawah 3,5% pada akhir tahun. Namun kata Jasmin, kondisi CoF BBTN juga sangat bergantung pada suku bunga acuan BI rate dan The Fed.
Dengan upaya yang dijalankan dalam menjaring dana murah, BTN pun membidik porsi dana murah sebesar 55% hingga akhir tahun ini.
Sementara dalam rangka menjaring dana murah, PT Bank Mandiri melakukan berbagai inovasi perbankan yang berfokus dalam memberikan kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi bagi nasabah.
SVP Retail Deposit Product and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir Bank Mandiri terus berfokus pada pengembangan digitalisasi perbankan untuk menawarkan banyak kelebihan dari produk dan layanan Bank Mandiri sehingga dapat menjangkau nasabah di seluruh Indonesia baik di kota besar maupun di pelosok Indonesia.
Baca Juga: BTN Perluas Jaringan Kantor di Lingkungan Kampus
"Bank Mandiri senantiasa mengedukasi dan mendorong nasabah untuk memanfaatkan kelengkapan fitur-fitur digital antara lain melalui berbagai channel pembukaan rekening secara digital seperti Mandiri Smart Branch, Mandiri Customer Service Machine yang aman, mudah, cepat, dengan fitur e-banking yang lengkap, serta fokus mendorong agar nasabah aktif menggunakan rekening tabungannya sebagai transactional account baik untuk bertransaksi di dalam dan luar negeri," jelasnya.
Dari sisi benefit, Bank Mandiri tetap konsisten menjaga kompetitiveness suku bunga dengan market, dengan fokus pada penyediaan benefit, engagement dan loyalty yang dapat dinikmati nasabah Bank Mandiri di berbagai partner strategis.
Adapun hingga Juli 2024, DPK Bank Mandiri tumbuh sebesar 11,4% secara Year on Year (YoY) dibandingkan posisi Juli 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan dari produk CASA, yaitu produk Giro dan Tabungan, yang tumbuh 13,6% secara YoY. Hal yang sejalan dengan strategi Bank Mandiri menghimpun dana dari dana murah.
Evi menerangkan, pertumbuhan dana murah Bank Mandiri ini didukung oleh strategi Bank Mandiri yang terus berfokus pada pemanfaatan serta peningkatan layanan digital multi transaksi yang menawarkan kemudahan dan fleksibilitas transaksional seperti Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri serta berbagai program untuk meningkatkan akuisisi nasabah baru dan juga transaksi nasabah eksisting.
"Kami optimis pertumbuhan DPK dan jumlah nasabah Bank Mandiri hingga akhir tahun 2024 dapat tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan pasar," tandasnya.
Selanjutnya, ada PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang meluncurkan program Danamon Hadiah Beruntun (DHB). Program ini berlangsung sejak 1 Juni 2024 sampai 31 Januari 2025. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk menjaring dana murah.
Baca Juga: Dibayangi Bunga Tinggi dan Risiko Kredit, Perbankan Optimistis Bisa Jaga ROA
Consumer Funding and Wealth Business Head, Bank Danamon, Ivan Jaya mengatakan, program tersebut bukan program baru dan sudah masuk tahun ketiga. Program ini digelar kembali karena terbukti sukses mendongkrak pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) lebih dari 13%.
Pada 2023 lalu, nasabah yang berpartisipasi dalam program DHB meningkat 162%. Tingginya animo masyarakat terhadap program tersebut membuat bank ini kembali menggelarnya di tahun ini.
Selain itu, Danamon juga baru saja memperkenalkan Tabungan Danamon LEBIH PRO, tabungan dengan 9 mata uang sekaligus dalam 1 rekening yang dilengkapi dengan Kartu Debit didukung oleh Mastercard untuk memenuhi kebutuhan nasabah dalam bertransaksi valuta asing.
Sejauh ini per Semester I 2024, Danamon mencatatkan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara bankwide sebesar 15% YoY menjadi Rp146,1 triliun.
Baca Juga: Market Share Masih Mini, Ini Upaya Bank Syariah Memperluas Pangsa Pasar
"Secara keseluruhan, Danamon akan terus bertumbuh sebagai One Financial Group untuk mencapai pertumbuhan dobel-digit dari sisi pendanaan dengan profitabilitas yang berkelanjutan. Kami optimis dapat mencapai pertumbuhan yang signifikan, sejalan dengan strategi peningkatan layanan dan inovasi produk perbankan," ungkapnya.
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) juga berupaya meningkatkan porsi dana murah dalam menghimpun DPK di semester II-2024. CIMB Niaga pun fokus menghimpun CASA yang berasal dari kerjasama segmen payroll, operating account, cash management, dan ekosistem digital.
Total DPK Bank CIMB Niaga tercatat sebesar Rp 249,84 triliun pada semester I-2024, naik 6% yoy dari periode tahun lalu yang sebesar Rp 235,79 triliun.
"Dana murah saat ini tumbuh sekitar 7%. kami berharap CASA masih bisa tetap tumbuh sekitar 7%-8% sampai akhir tahun," ucap Lani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News