kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Strategi Perbankan Kerek Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang Tumbuh Melambat


Selasa, 12 Maret 2024 / 17:20 WIB
Strategi Perbankan Kerek Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang Tumbuh Melambat
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di kantor cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI), Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (26/2/2024). Belum Bertumbuh Pesat, Begini Strategi Perbankan Menghimpun DPK.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan terus melambat. Jika dilihat data analisis uang beredar Bank Indonesia, per Januari 2024 DPK perbankan hanya tumbuh 5%  secara tahunan (yoy) mencapai Rp 8.169 triliun.

Bukan hanya bertumbuh lambat, bahkan ada beberapa bank yang tidak bertumbuh alias mengalami penurunan DPK. 

Salah satu Bank yang mengalami penurunan DPK adalah PT Bank Mega Tbk (MEGA). Bank milik Chairul Tanjung ini mencatatkan penurunan DPK sebesar 13% yoy dari Rp 102,89 triliun menjadi Rp 89,43 triliun hingga akhir tahun 2023.

Penurunan terbesar terutama terjadi pada simpanan deposito yang melorot 15,58% yoy dari Rp 75,399 triliun menjadi Rp 63,65 triliun per Desember 2023.

Baca Juga: Upaya Bank Kecil Berebut Dana Murah di Tengah Besarnya DPK Bank Jumbo

Direktur Utama Bank Mega Diza Larentie menyatakan bahwa tahun ini bank akan mendorong pertumbuhan DPK dengan fokus pada peningkatan nasabah ritel. Bank Mega optimistis DPK bisa tumbuh 8%.

"Untuk DPK kita akan fokus pada sektor ritel dengan menyasar nasabah prioritas dan mendorong pertumbuhan casa lewat saving program," kata Dia beberapa waktu lalu di Jakarta. 

Bukan hanya Bank Mega, tapi ada juga PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencatat penurunan DPK sebesar 5,8% yoy menjadi Rp108,19 triliun pada 2023. Kendati demikian, dari sisi dana murah justru naik sebesar 10,02% yoy menjadi Rp44,18 triliun pada 2023.

Di sisi lain masih ada sejumlah bank yang mencatatkan kenaikan DPK walau tipis. Salah satunya PT Bank Panin Tbk (PNBN), berdasarkan laporan keuangannya tercatat DPK yang dihimpun naik tipis sebesar 2,38% dari Rp 141,84 triliun dari tahun 2022 menjadi Rp 145,22 triliun pada 2023.

Baca Juga: Bank JTrust Siap Ekspansi Tahun Ini dan Perkuat Dukungan di Sektor Olahraga

Presiden Direktur PaninBank Herwidayatmo mengatakan, pertumbuhan DPK disesuaikan dengan kebutuhan pendanaan untuk penyaluran kredit, maka dari itu pertumbuhannya tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. 

"Pada tahun 2023 DPK tidak banyak berubah dari posisi akhir tahun 2022, karena pertumbuhan kredit yang juga terbatas," kata Herwidayatmo kepada KONTAN, Selasa (12/3). 

Untuk tahun 2024 Panin bank memproyeksikan kredit akan meningkat, sehingga DPK juga akan ditingkatkan pada kisaran 8% - 10%.

Oleh sebab itu, Herwidayatmo mengatakan bahwa tahun ini akan fokus kepada produk-produk pendanaan unggulan PaninBank, seperti Panin Super Bonanza, akan terus ditingkatkan agar mampu mencapai target pertumbuhan DPK. 

Sementara itu, ada juga PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) juga mencetak pertumbuhan DPK tipis yakni sebesar 3,8% YoY atau senilai Rp 235,9 triliun. Adapun rasio dana murahnya naik menjadi 63,9% dari tahun sebelumnya di 63,6%. 

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyebut pertumbuhan DPK itu memang tipis tapi masih di atas rata-rata industri.

Baca Juga: Mencetak Laba Rp 2,1 Triliun, Bank Bjb Memperkuat Konglomerasi dan KUB

Untuk ke depannya ia optimistis DPK masih akan tumbuh. Lebih lanjut katanya tidak ada strategi yang berbeda dari tahun lalu, menurutnya CIMB Niaga masih akan fokus menjaring DPK melalui dana murah. 

"BI Rate akan secara bertahap menurun mulai pertengahan tahun ini dan diharapkan bunga deposito juga bisa turun sehingga cost of fund bisa lebih murah. DPK selalu kami fokuskan di CASA dari payroll, cash management, operating account serta nasabah ritel lewat digital," tutur Lani kepada KONTAN, Selasa (12/3). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×