kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   10.000   0,52%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Strategi Sekuritas di tengah lesunya bisnis broker


Minggu, 12 Juli 2015 / 16:22 WIB
Strategi Sekuritas di tengah lesunya bisnis broker


Reporter: Dina Farisah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bisnis brokerage (broker) ikut padam seiring bergejolaknya perekonomian. Perusahaan sekuritas mau tidak mau melakukan efisiensi untuk tetap bertahan.

Marciano Herman, Presiden Direktur PT Danareksa Sekuritas menjelaskan, bisnis harus tetap berjalan meskipun kondisi pasar modal sedang tidak bergairah. Untuk mengatasi hal ini, pihaknya fokus pada manajemen alokasi sumber daya. Pihaknya juga menyusun strategi portofolio serta melakukan diversifikasi bidang usaha, sehingga di saat satu bisnis sedang lesu, bisnis yang lain tetap dapat menopang perusahaan.

"Per akhir Juni, volume transaksi rata-rata harian kami turun sekitar 5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan terjadi pada bisnis brokerage. Namun pada bisnis investment banking tetap bertumbuh," terang Marciano Herman kepada KONTAN.

Marciano bilang, di saat bisnis brokerage sedang sepi, pihaknya memperkuat bisnis investment banking. Menurutnya, banyak peluang yang bisa dioptimalkan pada bisnis investment banking.

Sebab, cakupan bisnis ini cukup luas meliputi bisnis advisory financial dan investasi serta penjaminan emisi. Sebagai gambaran, bisnis investment banking Danareksa Sekuritas sepanjang semester I-2015 tumbuh 30% dari sisi pendapatan dibanding periode yang sama tahun lalu.

Danareksa mengaku tidak secara khusus melakukan efisiensi lantaran pasar yang lesu. Menurutnya, efisiensi selalu dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya dalam kondisi krisis. Efisiensi tersebut antara lain penggunaan teknologi, perbaikan sistem operasi dan perbaikan bisnis proses.

Efisiensi lainnya berupa analisa penambahan atau pengurangan kantor cabang. Hal ini demi menjaga efektivitas dan efisiensi perusahaan. Adapun penutupan kantor cabang dinilai karena tidak berkontribusi sesuai harapan. Namun sayangnya, Marciano enggan merinci wilayah penambahan dan penutupan kantor cabang.

Sejauh ini, market share brokerage saham Danareksa Sekuritas antara 2%-3%. Market share brokerage obligasi kisaran 5% hingga 20%. Hal ini bergantung besaran (size) penjaminan emisi obligasi. Sementara fee brokerage berkisar antara 1,7%-2,7%.

Boris Sirait, Equity Sales PT NISP Sekuritas menuturkan, kebanyakan perusahaan sekuritas telah beroperasi dengan biaya yang minim. Jika broker-broker kakap memiliki beban (cost) besar terhadap riset, pihaknya tidak terbebani dengan hal itu. Sebab, seluruhnya sudah diminimalisasi.

"Kami tidak banyak melakukan efisiensi karena cost-nya sudah rendah. Kantor kami juga hanya dua di Jakarta," ujar Boris.

Untuk diketahui, rata-rata volume transaksi harian NISP Sekuritas turun dari Rp 40 miliar-Rp 50 miliar pada semester I-2014 menjadi Rp 30 miliar-Rp 40 miliar pada semester I-2015. Melihat lesunya transaksi ini, NISP menahan diri untuk tidak membuka kantor cabang baru.

Tahun lalu, pihaknya menutup kantor cabang di Bandung lantaran ketatnya persaingan. Saat ini, NISP fokus pada kantor pusat NISP Sekuritas di Kasablanka dan kantor cabang di Pluit.

"Karena bisnis kami hanya brokerage, kami berharap pemerintah dan BEI dapat mendorong agar pelaku pasar kembali bernyali bertransaksi. Kita menyambut baik soal fraksi harga di BEI. Semoga bisa kembali menggairahkan pasar," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×