kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sudah antisipasi risiko, biaya kredit bank berangsur turun


Kamis, 18 Juli 2019 / 16:55 WIB
Sudah antisipasi risiko, biaya kredit bank berangsur turun


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat menanjak di awal tahun, biaya kredit bank alias cost of credit (CoC) perlahan mulai melandai. Hal ini utamanya lantaran perbankan sudah memupuk biaya pencadangan sejak akhir tahun 2018 dan awal tahun 2019 sebagai upaya pemenuhan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang bakal berlaku tahun 2020 mendatang.

Selain itu, secara industri laju kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) juga terus melandai secara tahunan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Mei 2019 lalu NPL Mei berada di level 2,61% dari tahun sebelumnya 2,79%.

Salah satu bank yang telah mencatatkan penurunan CoC signifikan yakni PT Bank Mandiri Tbk. Merujuk presentasi perusahaan di semester-I 2019 rasio CoC Bank Mandiri bertengger di angka 1,5%. Jika dibandingkan dengan semester I-2018, posisi ini praktis turun dari 2,2%.

Senior Vice President Strategy and Performance Bank Mandiri Elmamber Petamu Sinaga menuturkan, rasio tersebut terus mengalami perbaikan dari tahun 2016. Untuk pengingat saja, biaya kredit Bank Mandiri di tahun 2016 lalu sempat menggunung sebesar 4% yang disebabkan besarnya pencadangan Bank Mandiri untuk menekan laju NPL.

"Sekarang terus menurun, sekarang sudah di 1,4% ke 1,5%," katanya di Jakarta, Rabu (17/7). 

Sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB), pihaknya menyebut CoC maksimal akan berada di kisaran 1,6%-1,7% di tahun 2019.

Bila dirinci berdasarkan segmennya biaya kredit Bank Mandiri memang turun di seluruh segmen. Penurunan terbesar terjadi di segmen komersial dari 5,1% menjai 2,7% secara tahunan di akhir Juni 2019. Disusul pula perbaikan di segmen usaha kecil menengah (UKM) dari 5,6% ke level 3,9% secara tahunan serta mikro dari 3,5% ke 1,8%.

Kendati CoC menurun, Bank Mandiri tetap memupuk pencadangan cukup tinggi. Tercermin dari rasio pencadangan alias coverage ratio sebesar 146,79% di paruh pertama, meningkat dari tahun sebelumnya 136,08% atau naik 10,71%.

Dari sisi NPL, bank berlogo pita emas ini juga berhasil menurunkan NPL hingga ke level 2,59% dari sebelumnya 3,13% alias susut 54 basis poin. 
Hingga akhir tahun, pihaknya berupaya menjaga NPL di bawah 2,5%. Caranya antara lain dengan memfokuskan penyaluran kredit ke segmen yang memiliki risiko rendah seperti kredit korporasi.

Bukan cuma Bank Mandiri saja, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga menyebut biaya kredit sudah berangsur turun di bulan Mei 2019. 

Pgs Direktur Utama Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha secara singkat mengungkap CoC di bulan Mei 2019 ada di level 1,1%. Posisi tersebut menurun dari kuartal I-2019 yang sempat menyentuh 1,28%.

Kendati demikian, jika dibandingkan pada bulan Mei 2018, CoC bank bersandi saham BJTM ini tetap naik dari 1,1%. Kendati demikian Ferdian menyebut hal tersebut bersifat wajar, sebab selain telah memupuk pencadangan lebih besar untuk PSAK 71, Bank Jatim memang berencana menekan NPL di tahun 2019.

"CoC naik dalam rangka penurunan NPL juga," singkatnya kepada Kontan.co.id, Kamis (18/7). 

Bila ditelisik, per Mei 2019 sebenarnya rasio kredit berisiko atau loan at risk Bank Jatim sudah turun ke level 5,28% dari bulan Mei 2018 7,26%. Sementara itu, NPL gross juga susut setelah sempat menanjak di bulan Mei 2018 4,83% menjadi 3,48% di tahun ini.

Adapun, rasio pencadangan perlahan menurun hingga di kisaran 91,48% dibanding tahun sebelumnya 94,98%. Hingga akhir tahun, bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini bakal menjaga CoC maksimal di level 1,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×