kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun 2010, aset DPLK tumbuh 15% Lebih


Sabtu, 15 Januari 2011 / 09:48 WIB
Tahun 2010, aset DPLK tumbuh 15% Lebih


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Edy Can

JAKARTA. Cerahnya perekonomian nasional di sepanjang tahun lalu, berhasil mendongkrak pertumbuhan industri dana pensiun lembaga keuangan (DPLK). Buktinya, aset sejumlah pengelola dana pensiun tumbuh positif.

Aset DPLK BRI misalnya, di 2010 mampu tumbuh 27,2% dibandingkan 2009, menjadi Rp 1,4 triliun. Sedangkan DPLK BNI mencatatkan aset sebesar Rp 4,97 triliun atau tumbuh 16,3% ketimbang tahun 2009.

Kepala Bagian DPLK BRI Wahyuni Marhaenis bilang, pencapaian kinerja itu karena terdorong imbal hasil (yield) investasi yang cukup menyenangkan. Dari instrumen deposito, memberikan keuntungan 9,54% , obligasi 11,67% obligasi, dan paling besar berasa dari saham, yakni 57,05%. "Kinerja pasar saham memang sangat bagus, sehingga imbal hasilnya paling besar," ujar Wahyuni, Jumat (14/1).

Maklum, sepanjang tahun 2010, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 46%. Kendati saham bergairah, bukan berarti keuntungan DPLK BRI berlimpah ruah.

Soalnya, sebagian besar dana DPLK BRI tersimpan di keranjang deposito dan obligasi. "Sedangkan di pasar saham dan reksadana sangat minim," kata Wahyuni tanpa merinci portofolionya.

DPLK BNI juga mengaku tidak bisa menikmati cerahnya pasar saham. Sebab 68% dana kelolaan DPLK ini masih tersimpan di pasar uang. Sisanya di obligasi. Padahal, saat pasar saham sedang tumbuh, imbal hasil pasar uang dan obligasi cenderung kecil. "Sejak awal, target hasil investasi kami tidak besar, hanya sekitar 9%-10%," kata Kepala DPLK BNI, Bambang Endratno.

Minimnya investasi di saham lantaran nasabah memang tidak ingin menyimpan portofolio tersebut. Peserta DPLK BNI lebih memilih tempat aman, seperti deposito dan obligasi. "Kita hanya mengelola, keputusan investasi tetap di tangan peserta," jelas Bambang.

Namun, DPLK BNI beruntung bisa mendapatkan banyak peserta baru. Hal inilah yang mendongkrak aset. Tercatat, sepanjang 2010 sukses mendapat 68.000 peserta baru. "Dengan demikian, jumlah peserta makin banyak menjadi 508.000 orang," tandasnya.

Wajar saja, karena sepanjang tahun lalu, DPLK BNI gencar menjaring peserta. Terutama, peserta dari korporat. "Ada banyak perusahaan yang bergabung, tapi saya tidak ingat datanya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×