kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Dapen panen untung dari saham


Senin, 18 Oktober 2010 / 07:22 WIB
Dapen panen untung dari saham
ILUSTRASI. Paparan kinerja 2017 Bank Danamon


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Test Test

JAKARTA. Lagi-lagi, melejitnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membawa berkah bagi pengelola dana pensiun (dapen). Selain terkerek naik, hasil investasi beberapa pengelola dapen bahkan menembus target di 2010 ini.

Dapen Pertamina, misalnya. Sepanjang Januari-September 2010, hasil investasinya tercatat Rp 703,5 miliar. Pencapaian ini 102,35% dari target tahun ini, yakni Rp 687,3 miliar. “Portofolio saham memberi kontribusi terbesar dalam perolehan hasil investasi Dapen Pertamina,” ujar Direktur Utama Dapen Pertamina Torang M Napitupulu, akhir pekan lalu.

Di Pertamina, penempatan dana melalui saham sebenarnya bukan yang terbesar, hanya 24,65% atau setara Rp 1,2 triliun dari total dana kelolaan. Sementara terbesar ada di portofolio surat berharga negara (SBN) sebanyak 33,48% . Kemudian 23,43% pada obligasi korporasi, 10,83% di deposito. Sisanya ke portofolio deposito on call (DOC), sukuk, tanah dan bangunan.

Torang bilang, pengelola banyak membelanjakan dana kelolaan di obligasi, baik SBN maupun obligasi korporasi. Sebab, pilihan investasi ini lebih aman ketimbang saham yang terlalu fluktuatif.

Saham juga mendongkrak hasil investasi dana kelolaan PT Jamsostek. Dari target tahun ini Rp 88,5 triliun, hasil investasi dana kelolaan perusahaan jaminan sosial pelat merah tersebut melebihi target 107% menjadi Rp 94,7 triliun hingga September 2010.

Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga merinci, hasil investasi dari deposito sebesar Rp 32,5 triliun. Obligasi Rp 39,7 triliun, saham Rp 17,5 triliun, reksadana Rp 4 triliun, properti dan penyertaan Rp 500 miliar. “Walaupun hasil investasi ini sudah melampaui target, kami harus hati-hati. Karena, portofolio saham sangat riskan,” lanjut dia.

Kinerja Dapen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk tak jauh beda. Kendati tidak menyebutkan perolehan investasinya, hingga kuartal ketiga ini, dana kelolaan Dapen Telkom sudah menembus Rp 13 triliun. Pencapaian ini tumbuh 15% dibandingkan dana kelolaan tahun lalu yang sebesar Rp 11,4 triliun. “Wajar saja, 33%-35% dana kelolaan ditempatkan melalui portofolio saham, termasuk juga di dalamnya reksadana,” tutur Direktur Utama Dapen Telkom Rochiman.

Kinerja DPLK kurang mencorong

Namun, kondisi terbalik terjadi pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan BNI (DPLK BNI). Kepala DPLK BNI Bambang Endratno mengaku tak merasakan dampak melejitnya IHSG. Sebabm 60% dana BNI diinvestasikan di obligasi dan 40% pada Deposito.

Investasi pada saham dinilai memiliki fluktuasi yang tinggi sehingga mengakibatkan resiko yang tinggi pula. Hingga kuartal ketiga ini, DPLK BNI telah memiliki dana kelolaan sebesar Rp 4,76 triliun atau naik 14% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun hasil investasinya di kisaran 9,5%-10%.

Kenaikan dana kelolaan ini diikuti pula lonjakan pencairan dana. Bila di 2009, rata-rata per bulan pembayaran manfaat pensiun iuran pasti bagi setiap peserta sebesar Rp 24 miliar, tahun ini rata-rata pembayaran per bulan Rp 32 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×