kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,72   -19,77   -2.14%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun ini BTN tetap fokus pada sektor properti


Selasa, 04 Februari 2020 / 15:00 WIB
Tahun ini BTN tetap fokus pada sektor properti
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Pahala Mansury optimistis kinerja dan fokus bisnis BTN di tahun ini dapat tercapai


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memilih langkah hati-hati di tahun tikus logam mengingat kondisi geopolitik dan ekonomi yang masih belum menentu. Kendati demikian, perusahaan tetap akan fokus di sektor perumahan yang memiliki dampak positif lanjutan ke perekonomian Indonesia.

Direktur Utama Bank BTN Pahala N. Mansury mengatakan, tahun 2019 bukan merupakan era yang mudah. Berbagai faktor, telah membuat ekonomi global bergejolak yang berdampak pada ekonomi nasional dan masih terus berlanjut di 2020.

Mengamati faktor-faktor tersebut, Pahala menyebutkan BTN tetap akan menerapkan rencana bisnis yang lebih hati-hati pada tahun kabisat ini. “Tahun ini kami memasang target konservatif pertumbuhan kredit di level 10%. Pasalnya, kami masih terus memantau perkembangan ekonomi global dan nasional, serta daya beli masyarakat pada 2020,” jelas Pahala keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (3/1) malam.

Baca Juga: Ada dugaan window dressing, BTN dipanggil DPR

Pahala merinci, dalam dua tahun terakhir, berbagai peristiwa telah meningkatkan ketidakpastian global. Di antaranya, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China berpotensi berlanjut meski kesepakatan fase I telah ditandatangani. Kemudian masa depan Inggris yang masih dipertanyakan usai resmi hengkang dari Uni Eropa. Lalu, ketegangan antara AS dan Iran yang terus memanas, hingga penyebaran virus corona yang diproyeksi menyebabkan China akan kehilangan momentum untuk tumbuh lebih tinggi.

Menurutnya, kondisi perekonomian global tersebut belum mampu mendorong volume perdagangan global. Akibatnya, harga komoditas global belum terakselerasi. Padahal, banyak provinsi di Indonesia yang masih bergantung pada komoditas sebagai tumpuan ekonominya. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan pada kisaran 5%.

Menilik pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut, pihaknya memilih opsi konservatif. Kendati mematok target konservatif, Pahala menuturkan, pihaknya tetap berfokus pada bisnis utama yakni perumahan. Perbankan pelat merah ini akan memaksimalkan penggarapan sektor perumahan di berbagai sentra ekonomi daerah di Tanah Air. Namun, tetap memerhatikan perkembangan di daerah itu, terutama yang terdampak penurunan harga komoditas.

Fokus perseroan pada sektor perumahan juga dinilai sejalan dengan masifnya pembangunan infrastruktur di seluruh nusantara. Langkah perusahaan mempertahankan fokus ke perumahan juga digelar mengingat sektor ini memiliki multiplier effect bagi 170 industri terkait lainnya.

Sektor perumahan pun dipandang masih memiliki ruang gerak yang cukup luas di Indonesia. Sebab, jarak antara kebutuhan rumah baru dengan kapasitas bangun para pengembang masih tinggi. Belum lagi, masih banyak Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan di bawah MBR yang unbankable.

“Kontribusi sektor perumahan terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia baru mencapai 3%, artinya masih besar peluang untuk mengakselerasi industri ini. Apalagi sektor ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang,” imbuhnya.

Baca Juga: Dari Rp 195 triliun KPR BTN, Rp 111 triliun diantaranya KPR bersubsidi

Adanya dukungan pemerintah di sektor perumahan subsidi pun dinilai masih akan menjadi angin segar bagi industri ini. Pemerintah sejak 2015 mendukung sektor perumahan melalui Program 1 Juta Rumah. Apalagi, rencana pengalihan subsidi energi ke perumahan subsidi dinilai akan dapat menaikkan jumlah unit terbangun.

Skenarionya, antara lain, jika dana tambahan yang dikucurkan berkisar Rp 1 triliun - Rp 25 triliun, maka unit terbangun bisa mencapai 8.000-200.000 unit untuk program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Kemudian, untuk program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2PT) dapat menambah 20.000-260.000 unit.

Di samping itu, BTN tetap mengembangkan berbagai lini bisnis lainnya untuk mendukung bisnis utama perbankan BUMN ini. Pahala menyebutkan pihaknya terus meningkatkan fitur tabungan sejalan dengan nama “Bank Tabungan Negara”. Lini tabungan ditingkatkan juga untuk meningkatkan perolehan dana murah guna mendukung bisnis pembiayaan perumahan.

“Kami terus berinovasi mengembangkan produk tabungan hingga berbagai aplikasi transaksional untuk meningkatkan perolehan tabungan,” pungkas Pahala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×