kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Tak Gunakan Banyak Tenaga Pemasar, Simas Insurtech Sebut 90% Proses Pakai Digital


Senin, 18 September 2023 / 18:54 WIB
Tak Gunakan Banyak Tenaga Pemasar, Simas Insurtech Sebut 90% Proses Pakai Digital
ILUSTRASI. PT Asuransi Simas Insurtech atau Simas Insurtech menerapkan 90% proses telah menggunakan sistem digital.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Simas Insurtech atau Simas Insurtech menerapkan 90% proses telah menggunakan sistem digital. Terkait hal itu, Direktur Utama Asuransi Simas Insurtech Teguh Aria Djana menyampaikan saat ini sedang dilakukan proses integrasi dari front end ke back end.

"Salah satunya termasuk implementasi sistem akuntansi dan pelaporan," ucapnya kepada Kontan.co.id, Senin (18/9).

Teguh menambahkan Simas Insurtech model bisnisnya sebagian besar adalah B2B2C. Dengan demikian, dari semula tidak memakai banyak tenaga pemasaran, seperti agen. Dia menyampaikan bagian marketing hanya sekitar 10 orang.

Terkait keuntungan menggunakan tenaga pemasar atau online, Teguh berpendapat semua opsi ada plus minusnya. Dia pun menyampaikan pada tahun lalu, tenaga pemasar hanya ada 8 orang, sedangkan sekarang menjadi 10 orang.

Dia pun menyampaikan untuk saat ini tidak memiliki cabang di mana pun. Hal itu juga dipicu sebagian besar proses yang mengandalkan digital.

Baca Juga: Aswata Belum Sepenuhnya Beralih ke Sistem Digital Dalam Menjalankan Bisnis

Di sisi lain, Teguh menyebutkan, perolehan premi perusahaan mencapai Rp 1,2 triliun hingga Agustus 2023, atau naik 60%, jika dibanding periode yang sama tahun lalu. Dia menerangkan klaim tercatat naik sekitar 50% dari Rp 400 miliar pada Agustus 2022 menjadi Rp 600 miliar pada Agustus 2023.

Berdasarkan catatan tersebut, Teguh menyatakan premi Aswata lebih besar pertumbuhannya daripada klaim.

Sementara itu, Teguh berpendapat pertumbuhan klaim lebih ke pemilihan faktor risiko dan penyebarannya. Dia pun menilai jika volume bisnis scalable, tentu klaim akan manageable.

"Adapun penggunaan digital platform akan meningkatkan service level dalam hal penerbitan polis dan proses klaim," kata Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×