kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tambah modal, BPD masih andalkan dana Pemda


Senin, 05 Juni 2017 / 08:15 WIB
Tambah modal, BPD masih andalkan dana Pemda


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Beberapa bank pembangunan daerah (BPD) masih tergantung pada pemerintah daerah (pemda) untuk melakukan penambahan modal. Hal ini menyebabkan banyak bank daerah yang masih mempunyai modal inti di bawah Rp 5 triliun (BUKU II dan BUKU I).

Berdasarkan catatan KONTAN dari total 26 BPD yang ada di Indonesia sebanyak 22 BPD atau 85% dari total BPD masih mempunyai modal inti di bawah Rp 5 triliun.

Eddie Rizlianto, Direktur Utama Bank Sumut mengakui bahwa saat ini setoran modal BPD mayoritas masih berasal dari pemda. “Untuk BPD Sumut setoran modal selain berasal dari sisa lebih penggunaan anggaran daerah juga dari pembagian dividen,” ujar Eddie kepada KONTAN, Minggu (4/6).

Menurut Eddie, pada RUPST lalu disetujui bahwa 35% dividen dijadikan modal untuk penambahan di cadangan umum sebesar 5%. Saat ini, Bank Sumut sedang mengupayakan revaluasi aset sebagai upaya untuk penambahan modal.

Muhammad Adil, Direktur Utama Bank Sumsel Babel mengatakan bank akan melakukan pendekatan ke pemerintah daerah sebagai pemegang saham supaya dapat mengalokasikan dananya untuk melakukan penyetoran modal.

“Sebagian (pemegang saham) sudah menyetor di semester pertama 2017 ini,” ujar Muhammad Adil kepada KONTAN, Minggu (4/6).

I Made Sudja, Direktur Utama BPD Bali mengatakan penambahan modal tahun ini tidak terlalu banyak karena pengeluaran pemda cukup besar. “Sedangkan investasi kami tidak terlalu banyak,” ujar Made Sudja kepada KONTAN, Minggu (4/6).

Supian Noor Direktur Bisnis Bank Kalsel juga mengaku permodalan bank sat ini masih bergantung pada pemda. “Sehingga harus dilakukan pendekatan dengan pemda, DPRD dalam APBD untuk melakukan penambahan modal,” ujar Supian kepada KONTAN, Minggu (4/6).

Muhammad Syachroni, Direktur Bisnis Bank Lampung menargetkan pada 2018 nanti bank bisa naik menjadi BUKU II. “Hal ini dengan penambahan modal sesuai komitmen pemegang saham untuk tambahan setor modal Rp 500 miliar sampai April 2018,” ujar Syachroni kepada KONTAN.

Sebagai gambaran saja Bank Lampung saat ini masih merupakan kelompok BUKU I dengan modal inti sebesar Rp 612 miliar.

KONTAN mencatat walaupun modal inti bank BPD rata-rata masih di bawah Rp 5 triliun, namun mayoritas bank daerah sudah mencatat rasio kecukupan modal yang baik.

Hal ini bisa dilihat dari CAR mayoritas BPD yang sudah berada diatas 15%. Dari 26 BPD tercatat hanya dua BPD yang mempunyai CAR 15.86% dan 12.47% masing-masing adalah Bank Sulut dan Bank Banten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×