Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Provinsi Banten siap melakukan penyegaran manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS). Ini akan dilakukan oleh Pemprov Banten pascaaksi penambahan modal.
“Dimana-mana, kalau ada penyehatan bakal ada restrukturisasi, bisa penambahan, bisa juga penambahan,” kata Gubernur Banten Wahidin Halim dalam keterangan resminya, Kamis (23/7).
Baca Juga: Kinerja BCA Syariah dan BRI Syariah tumbuh solid di semester I
Pekan lalu, DPRD Banten telah menyetujui usulan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang perubahan Perda 5/2013 terkait penyertaan modal kepada Bank Banten.
Rencananya Pemprov bakal menyuntik modal Rp 1,55 triliun, namun ini bukan dana segar, sumber dana yang akan jadi tambahan modal akan berasal dari rekening kas umum daerah (RKUD) Pemprov yang disimpan di Bank Banten.
Konversi RKUD Pemprov di Bank Banten merupakan instruksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui melalui Surat OJK SR-24/D.03/2020 tanggal 24 Juni 2020.
Sementara Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa menyatakan bakal kembali menyiapkan aksi penambahan modal via hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue untuk menampung rencana ini.
Baca Juga: Menakar prospek emiten perbankan pada semester II 2020
Terkait mekanisme, saat ini kami sedang menjajaki kembali peluang merealisasikan rights issue, karena sudah disetujui, Pemprov, dan DPRD maka rights issue bisa menjadi sarana aksi korporasinya. Selambat-lambatnya targetnya bisa direalisasikan pada kuartal IV-2020” kata Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa kepada KONTAN.
Asal tahu, eks Bank Pundi ini sejak akhir tahun lalu memang telah berencana menggelar dua rights issue tahun ini, pada Juni 2020 untuk menghimpun dana Rp 500 miliar Rp 500 miliar, dan Desember 2020 untuk menghimpun Rp 700 miliar.
Bank Banten disebut Fahmi juga sejatinya memang sangat membutuhkan modal tambahan untuk memperbaiki kinerja keuangannya.
Baca Juga: Analis : Aturan baru LPS bisa jamin keselamatan dana nasabah di bank kecil menengah
Maklum perseroan selalu dapat rapor merah sejak diakuisisi PT Banten Global Development. Dari kalkulasinya, Bank Banten minimum butuh Rp 500 miliar untuk mulai mendulang laba tahun depan.
“Dengan tambahan modal minimum Rp 500 miliar, akan kami gunakan untuk ekspansi kredit mencapai Rp 2,02 triliun, yang kemudian bisa mengurangi cost of fund hingga 10,66%. Ini jadi salah satu skenario terbaik bagaimana kami bisa meraih impas (break even point) pada 2021,” sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News