kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Target premi ASEI Rp 1,3 triliun bisa meleset


Selasa, 26 November 2013 / 07:01 WIB
Target premi ASEI Rp 1,3 triliun bisa meleset
ILUSTRASI. Beli pulsa, paket data, dan bayar tagihan pascabayar di Tokopedia untuk mendapatkan cashback Rp50.000.


Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Meredupnya perekonomian nasional turut menekan prospek perusahaan asuransi. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI), misalnya, pesimistis bisa meraih target bisnis hingga akhir tahun ini.

Manajemen ASEI memproyeksikan, pendapatan premi sepanjang tahun ini mencapai Rp 1,3 triliun. Hingga pertengahan November 2013, ASEI menghimpun pendapatan premi senilai Rp 900 miliar.

Kemungkinan besar target premi Rp 1,3 triliun tidak tercapai lantaran waktu tinggal satu bulan lagi. "Akan tetapi kami optimistis pencapaian premi hingga akhir tahun ini dapat Rp 1,1 triliun," ujar Direktur Utama ASEI, Eko Wari Santoso, belum lama ini.

Sejauh ini, pengelola ASEI tidak merevisi target yang telah ditentukan. Untuk menggenjot premi di sisa tahun ini, ASEI bakal memperbesar pasar korporasi. Mereka juga mengejar pembaruan kontrak asuransi korporasi di pengujung tahun ini.

Selain membidik nasabah korporasi, ASEI mengandalkan ekspansi cabang. Perusahaan asuransi pelat merah ini berencana memiliki dua kantor cabang dan 21 kantor pemasaran baru hingga akhir tahun 2013.

Penyumbang terbesar bisnis ASEI masih dari asuransi kerugian/umum. Para kuartal ketiga tahun ini, asuransi kerugian menyumbang premi senilai Rp 669,99 miliar. Sedangkan asuransi ekspor hanya menyumbang Rp 25,25 miliar. Asuransi kredit berkontribusi Rp 100,42 miliar. Adapun pendapatan proyek penjaminan atau suretyship mencapai Rp 54,15 miliar.

Dengan aset Rp 1,5 triliun, pemerintah ingin menjadikan ASEI sebagai induk mergernya empat perusahaan reasuransi pelat merah. Tiga reasuransi yang akan bergabung adalah Reasuransi Internasional Indonesia (ReIndo), Tugu Reasuransi Indonesia dan Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre). 

Kabar merger perusahaan reasuransi ini menimbulkan pro kontra. Pasalnya, direksi ASEI menolak bergabung dan menjadi induk perusahaan reasuransi.
Eko membantah kabar yang menyebutkan ASEI menolak bergabung dan menjadi induk BUMN reasuransi. "Kami tetap mengemban amanah pemegang saham," kata dia. Manajemen pun menyiapkan implementasi BUMN reasuransi. Selama proses tersebut, peran dan fungsi ASEI tidak berubah dan mengutamakan kepentingan pemegang polis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×