Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Taspen (Persero) mendulang berkah dari keranjang investasi dalam enam bulan pertama tahun ini. Dengan memutar tunjangan hari tua (THT) dan dana pensiun (dapen), perolehan investasi Tasepen mencapai Rp 4,2 triliun.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, perolehan tersebut naik 13,51%. "Tahun ini cukup terdorong dengan naiknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)," terang Taufik Hidayat, Direktur Investasi Taspen, Jumat (19/7).
Tahun ini, dana investasi dari program THT mencapai Rp 48 triliun. Dana ini dibagi, sebanyak 25% ke saham dan reksadana, 72% obligasi, dan 6% deposito.
Sebanyak 94,38% dari dana investasi ini direalisasikan. "Dari sini, perolehannya sebesar Rp 2,3 triliun, dibandingkan target Rp 4,6 triliun. Sementara jika dilihat dari imbal hasil, telah mencapai 5,1% dari target 10,1%," kata Taufik.
Sedangkan anggaran uang dapen yang dianggarkan Rp 61,9 triliun, sebagian besar atau 74,45% ditujukan untuk obligasi negara dan sisanya 25% untuk deposito. Dari segmen ini, Taspen mendapat keuntungan Rp 1,9 triliun.
Taufik menjelaskan, strategi investasi Taspek jangka panjang. Porsi terbesar adalah obligasi, dan mempertahankan perdagangan saham.
Taspen juga tengah mengusulkan agar dana investasi dapen bisa semakin terdiversifikasi karena hanya boleh di Surat Utang Negara (SUN) dan deposito. "Terdiversifikasi agar bisa meningkatkan yield maksimal," kata Taufik.
Taspen tahun ini meningkatkan porsi saham 25% dari 10% di tahun lalu, sembari memilih saham prospektif. Beberapa pilihan Taspen seperti sektor properti, telekomunikasi dan perbankan. Yang terbaru, Taspen juga menjadi salah satu perusahaan yang menyerap saham PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).
Selain itu, Taspen juga melakukan investasi melalui penyertaan langsung. Memang dari sisi jumlah idak terlalu besar. "Kami memiliki penyertaan langsung seperti di Gedung Arthaloka dan kepemilikan sekitar 11% di Bank Kesejahteraan Ekonomi serta penyertaan langsung lain," ujar Taufik.
Direktur Utama Taspen Iqbal Lantaro menjelaskan setiap tahun Taspen menyiapkan dana Rp 57,5 triliun untuk membayar klaim pensiun, atau sekitar Rp Rp 4,7 triliun per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News