Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para bankir menilai masa menunggu hasil perhitungan suara pada perhelatan Pemilu serentak tahun ini memang memiliki dampak pada penyaluran kredit perbankan ke segmen investasi atau loan investment yang diproyeksikan bakal tertunda.
Hal tersebut sebelumnya disampaikan oleh CEO Citibank N.A atau Citi Indonesia Batara Sianturi. Dia bilang "kredit investasi berpotensi tertunda salam satu sampai dua kuartal ke depan karena korporasi masih menunggu lanskap politik yang terjadi".
Meskipun pada berbagai pemberitaan hasil perhitungan cepat atau quick count oleh berbagai lembaga survei, memproyeksikan Pilpres bakal terjadi satu putaran, yang artinya ini akan memberikan gambaran pemenang di kontestasi Pemilu tahun ini.
Direktur Utama PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) yang juga Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Yuddy Renaldi membenarkan mengenai faktor pemilu yang memiliki dampak pada kredit investasi perbankan.
Baca Juga: Bank Muamalat Incar Pertumbuhan KPR Capai Rp5,3 Triliun
"Mengenai kredit investasi memang pada umumnya memiliki sensitivitas terhadap kepastian kebijakan pemerintah, oleh karenanya kredit pada segmen ini cenderung wait and see khususnya di saat terjadinya pemilu," kata dia kepada Kontan, Kamis (15/2).
Meski demikian, Yuddy menyebut kredit investasi masih dapat tumbuh tahun ini seiring dengan penyaluran kredit perbankan.
BJB sendiri melihat target pertumbuhan di segmen kredit investasi dapat mencapai 8% sampai 10% di 2023, terutama terdorong oleh beberapa sektor, seperti industri pengolahan, konstruksi dan perdagangan secara selektif.
Adapun pada tahun 2023 lalu, Yuddy menyebut kredit investasi BJB telah tumbuh 34% YoY dibandingkan tahun 2022, meskipun secara porsi masih di bawah 10% dari total kredit BJB tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan BJB per Desember 2023, tercatat penyaluran kredit mencapai Rp 116,14 triliun, dengan demikian diperkirakan kredit investasi BJB berkisar Rp 10,45 triliun pada tahun lalu.
Baca Juga: Laba Bersih Bank Woori Bersaudara Turun 18,9% Jadi Rp 697,86 Miliar di 2023
Sementara itu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menilai penyaluran kredit investasi bakal tetap bertumbuh di 2024 meskipun saat ini masih wait and see terkait perhelatan Pemilu.
"Kami masih melihat tren pertumbuhan yang positif hingga saat ini. Kredit investasi tercatat tumbuh double digit per Desember 2023, di atas pertumbuhan industri," kata Hera F Haryn, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA kepada Kontan.
Hera merinci, kontributor terbesar bagi pertumbuhan kredit investasi BCA berasal dari sektor pertambangan non-migas dan jasa keuangan. Meski tidak merinci berapa target pertumbuhan kredit investasi tahun ini, namun Hera berharap total kredit BCA akan tumbuh di kisaran 9%-10% di tahun ini.
Pada tahun lalu total kredit BCA naik 13,9% YoY menjadi Rp 810,4 triliun, tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan industri. Hal tersebut diharapkan bakal berlanjut di tahun ini.
"Kami optimistis menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan. BCA berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran kredit ke berbagai sektor. Selain itu, kami juga akan senantiasa mengamati dinamika yang terjadi di pasar," kata Hera.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran kredit investasi Bank Umum pada tahun lalu mencapai Rp 1.884,39 triliun per November 2023, realisasi tersebut meningkat 9,56% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp 1.719,86 triliun pada 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News