Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Di sisi lain, Direktur Kepatuhan BWS I Made Mudiastra menyatakan menurut Divisi Remedial dan Special Asset Management (SAM) pihaknya tak pernah memberikan kredit secara langsung kepada PT Hanson.
Namun, Made memang mengamini bahwa BWS memang memberikan kredit atas nama PT Armidian. "Perusahaan ini merupakan salah satu cucu usaha PT Hanson Internasional," terangnya.
Ia pun tak menyebut apakah kredit tersebut saat ini masih dalam status lancar. Bila ditelusuri, PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY) merupakan salah satu cucu perusahaan Hanson yang difokuskan untuk pembangunan Kota Maja, Banten. Armidian merupakan anak usaha PT Mega Jaya, anak perusahaan Hanson Internasional dengan aset terbesar.
Baca Juga: Hari ini, Kejagung lanjutkan pemeriksaan tujuh saksi terkait kasus Jiwasraya
Sekadar tambahan informasi, selain memiliki utang ke empat bank tersebut, Hanson juga punya utang jangka panjang sebesar Rp 35 miliar dan pinjaman individual sebesar Rp 2,5 triliun. Artinya bila dirinci, total pinjaman jangka pendek perusahaan dengan tenor kurang dari setahun nilainya mencapai Rp 3,5 triliun.
Untuk melunasi pinjaman individu, sebelumnya beredar dokumen terkait opsi settlement atau pelunasan, perusahaan milik Benny Tjokro ini menawarkan aset propertinya di Maja, Banten.
Ada dua jenis aset yang ditawarkan sebagai pengganti duit nasabah. Pertama, rumah senilai Rp 405 juta dengan luas tanah 90 meter persegi dan bangunan sebesar 45 meter persegi.
Kedua, kavling siap bangun. Lokasinya juga Maja. Luas kavling ini 90 meter persegi dengan harga Rp 225 juta.
Baca Juga: Gagal bayar pinjaman perusahaan, BEI suspensi perdagangan saham Hanson (MYRX)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News