kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga bank BUMN biayai proyek listrik Rp 7 triliun


Kamis, 03 April 2014 / 06:52 WIB
Tiga bank BUMN biayai proyek listrik Rp 7 triliun
ILUSTRASI. Jus untuk Menurunkan Berat Badan Lebih Cepat.


Reporter: Nina Dwiantika, Adhitya Himawan | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Tiga bank BUMN siap menggelontorkan kredit sindikasi untuk pembangunan sistem transmisi listrik 500 kilovolt di wilayah Sumatera.

Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan mengatakan kebutuhan dana untuk membangun sistem transmisi listrik Rp 10 triliun. Kemudian bank pelat merah siap membiayai 70% dari nilai atau Rp 7 triliun. Adapun sisanya Rp 3 triliun berasal dari kas internal PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Proyek dimulai tahun ini dengan target penyelesaian selama dua tahun," kata Dahlan, Rabu (2/4). Kredit sindikasi beranggotakan tiga bank BUMN, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri dan Bank BNI. Di tahap awal, akan dilakukan survei jalur selama 1,5 bulan.

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan porsi kredit sindikasi sebesar Rp 7 triliun akan dibagi sama rata kepada tiga bank atau masing-masing sekitar Rp 2,3 triliun. Namun, dia belum dapat menyampaikan tahap awal pengucuran kredit untuk proyek tersebut. Saat ini perlu pendalaman pembahasan proyek. "Pembangunan itu ada 12 sektor, jadi perlu dipilah-pilah segmen mana yang pertama akan dibangun," tambah Dahlan.

Tiga bank BUMN akan membiayai proyek itu berupa mata uang rupiah. Pasalnya, PLN memperoleh pendapatan dalam mata uang rupiah.

Adapun manajemen BRI belum terbuka soal pembiayaan proyek transmisi listrik Sumatera. "Kami belum tahu porsi kami. Itu masih dibahas. Yang jelas koordinator pembiayaan tersebut nanti adalah BNI," kata Direktur Utama BRI, Sofyan Basir, kemarin.

BNI juga belum mau berbicara panjang lebar. Gatot M Suwondo, Direktur Utama BNI, menyatakan besaran biaya masih menunggu kepastian. Ini berarti nilai proyek Rp 10 triliun masih merupakan gambaran kasar.

Dus, porsi pinjaman BNI, bunga kredit, serta jangka waktu pembiayaan belum bisa dirinci. "Itu menunggu project cost serta izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal)," tutur Gatot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×