kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Tingkatkan Kualitas Kredit, Cermati Strategi Perbankan dengan NPL Gross di Atas 5%


Minggu, 12 November 2023 / 14:41 WIB
Tingkatkan Kualitas Kredit, Cermati Strategi Perbankan dengan NPL Gross di Atas 5%
ILUSTRASI. Bank KB Bukopin Siap Menerapkan New Generation Bank System seperti di KB Kookmin Bank Korea. Ini Strategi Perbankan Dengan NPL Gross Di Atas 5% Untuk Meningkatkan Kualitas Kreditnya.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menutup periode September 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat beberapa bank memiliki Non Performing Loan (NPL) Gross di atas 5%. Di mana, secara industri, NPL Gross perbankan tercatat berada di level 2,43% di periode yang sama.

Seperti diketahui, NPL Gross adalah NPL yang membandingkan antara total dana kredit bermasalah, baik yang berstatus kurang lancar, diragukan, maupun kredit macet, dengan total kredit yang disalurkan perbankan.

Salah satu bank yang masih mencatat NPL Gross di atas 5% adalah PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP). Bank milik Kookmin Bank ini mencatat NPL Gross di level 11,22% per September 2023, naik dari periode sama tahun lalu yang masih di level 8,63%.

Baca Juga: Wadirut Bank KB Bukopin Blak-blakan Soal Strategi Hadapi Tantangan Suku Bunga Tinggi

Wakil Direktur Utama Bank KB Bukopin Robby Mondong bilang pihaknya memahami ada kekhawatiran seputar rasio NPL yang di atas 5% ini. Ia menegaskan peningkatan tersebut terutama terjadi masih karena dampak pandemi Covid-19.

Meski demikian, ia menyebutkan bahwa kredit baru yang disalurkan sejak transformasi pada 2021 memiliki kualitas kredit yang baik. Di mana, NPL Net nya terjaga di bawah 0,5%.

“Kami telah berhasil menjual aset non produktif senilai Rp 3,8 triliun sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja bank,” ujar Robby.

Ia pun memastikan bahwa bank milik investor asal Korea Selatan ini akan terus melanjutkan langkah-langkah restrukturisasi dan pemantauan kinerja debitur secara pro aktif. “Strategi ini fokus pada pengelolaan biaya dana yang efisien dan efisiensi operasional yang telah menurunkan rasio BOPO kami,” ujarnya.

Baca Juga: Bank Syariah Indonesia Targetkan Pembiayaan Bisa Tumbuh 16% hingga Akhir Tahun

Sementara itu, ada PT Bank Amar Indonesia Tbk (Bank Amar) juga masih memiliki NPL Gross di atas 5% yaitu berada di level 6,99%. Hanya saja, kondisi tersebut membaik dari posisi sama tahun lalu di level 8,23%.

Senior Vice President Finance Amar Bank David Wirawan bilang NPL Gross Amar Bank sebagai bank digital tidak dapat dibandingkan secara industri. Mengingat, bank digital menyasar segmen UMKM dan individu yang kurang terlayani memiliki profil risiko yang lebih tinggi.

“Kami menetapkan suku bunga kredit yang lebih tinggi yang disesuaikan dengan profil risiko dan beban kerugian atas risiko kredit yang tinggi,” ujar David.

Lebih lanjut, David menjelaskan bahwa pihaknya lebih menerapkan rasio yang relevan dengan kedua hal tersebut, yaitu Risk Adjusted NIM, di mana memasukkan beban risiko kredit dalam perhitungan rasio NIM. 

Ia bilang setelah mempertimbangkan risiko kredit, rasio Risk Adjusted NIM Amar Bank per 30 September 2023 menjadi relatif lebih sebanding dengan rata-rata industri perbankan, meskipun Amar Bank memiliki portofolio yang lebih besar di segmen UMKM.

Baca Juga: Raih Laba Rp1,7 Triliun, Bank BJB Lanjutkan Pertumbuhan Bisnis di Triwulan III 2023

Lebih lanjut, terkait strategi Amar Bank dalam mengelola NPL, David bilang pihaknya telah mengimplementasikan langkah-langkah strategis, termasuk penerapan kriteria penilaian kredit yang ketat dan pengelolaan risiko yang terstruktur. 

“Kami juga terus menjalankan prinsip kehati-hatian dalam memilih debitur untuk memastikan rasio NPL tetap dalam batas yang ditetapkan oleh regulasi OJK,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×