kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.239.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

Tingkatkan Perolehan Laba, Bank Swasta Mulai Kurangi Biaya Pencadangan di 2025


Senin, 06 Oktober 2025 / 05:22 WIB
Tingkatkan Perolehan Laba, Bank Swasta Mulai Kurangi Biaya Pencadangan di 2025
ILUSTRASI. Pembiayaan Bank: Pelayanan nasabah di Kantor Bank CIMB Niaga, Jakarta Selatan, Selasa (25/6/2024). Sejumlah bank swasta tercatat mulai menurunkan pembentukan biaya pencadangan pada tahun ini sebagai strategi untuk mencetak laba.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank swasta tercatat mulai menurunkan pembentukan biaya pencadangan pada tahun ini. Alasannya beragam, mulai dari membaiknya kualitas aset hingga strategi untuk mencetak laba.

Bank CIMB Niaga menjadi salah satunya. Beban provisi bank ini sepanjang delapan bulan pertama 2025 turun 7,06% secara tahunan menjadi Rp 777,8 miliar. 

Presiden Direktur Bank CIMB Niaga, Lani Darmawan, menjelaskan penurunan tersebut didorong kualitas aset yang membaik serta adanya perbedaan perlakuan terhadap kondisi ekonomi makro.

Baca Juga: Ini Penyebab Kinerja Laba Bank Swasta Ungguli Bank BUMN di Semester I-2025

Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) CIMB Niaga per Juni 2025 tercatat di level 1,88%, turun dari 2,15% pada periode yang sama 2024. Hingga akhir tahun, bank ini menargetkan NPL tetap di bawah 2%. 

"Sejauh ini, kualitas aset di tiap segmen bisnis tetap sehat. Meski ada sedikit kenaikan di ritel, kondisinya masih lebih baik dibanding rata-rata industri," ujar Lani, Jumat (3/10).

Hal serupa juga terjadi di Bank Maybank Indonesia. Biaya pencadangan bank ini menyusut 46,5% secara tahunan menjadi Rp 382,2 miliar dalam delapan bulan pertama 2025. Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, mengatakan penurunan tersebut terjadi karena adanya hapus buku pada beberapa akun tertentu.

Meski demikian, Maybank tetap akan memperkuat pencadangan ke depan. "Pencadangan akan dibangun lagi seiring waktu untuk memastikan kecukupan sesuai yang dibutuhkan," jelas Steffano. Per Juni 2025, rasio NPL Maybank stabil di level 2,35%, turun dari 2,66% pada Juni 2024.

Baca Juga: Biaya Pencadangan Beberapa Bank Swasta Dipangkas per Agustus 2025

Sementara itu, Bank KB Indonesia mencatat penurunan drastis biaya provisi menjadi Rp 37,2 miliar, jauh lebih rendah dibanding Rp 3,2 triliun pada delapan bulan pertama 2024. Padahal, NPL gross bank ini masih tinggi, yakni di level 10,08% per Juni 2025.

Dengan penurunan biaya provisi tersebut, KB Bank berhasil membukukan laba bersih Rp 311,7 miliar pada delapan bulan pertama tahun ini, berbalik dari rugi bersih Rp 2,6 triliun pada periode sama 2024.

VP Corporate Relations KB Bank, Adi Pribadi, menegaskan bank akan tetap menyiapkan pencadangan tambahan di akhir tahun untuk memperkokoh fondasi pertumbuhan. 

"Dengan posisi laba yang solid, kami memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat pencadangan sebagai dasar pertumbuhan ke depan," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (2/10).

Baca Juga: Kinerja Anak Usaha Tak Mampu Topang Laba Bank Besar pada Kuartal I-2025

Adi menambahkan, posisi laba yang kuat membuat KB Bank optimistis biaya kredit (cost of credit) akan terjaga di level sehat. 

Hingga akhir 2025, bank ini menargetkan NPL turun ke kisaran 5%–6%, seiring sejumlah strategi, termasuk penjualan portofolio NPL secara bulk atau gelondongan dan penghapusbukuan selektif.
 

Selanjutnya: Besok (7/10) Dibuka, Ini Syarat Mendaftar Magang Hub Kemenaker

Menarik Dibaca: 4 Fungsi Rambut Kemaluan yang Sering Dirasa Mengganggu dan Tidak Nyaman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×