kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tingkatkan transaksi, fintech payment rajin kolaborasi


Kamis, 10 Oktober 2019 / 19:29 WIB
Tingkatkan transaksi, fintech payment rajin kolaborasi
Kerjasama Samsung Pay dengan DANA dan Gopay


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain fintech payment semakin ramai menjalankan kolaborasi dengan lembaga lain. Bentuk kerjasama ini akan meningkatkan transaksi uang elektronik. Yang terbaru, Samsung Electronics Indonesia menjalin kerjasama dengan DANA dan GoPay dalam merilis aplikasi Samsung Pay.

Lewat aplikasi ini, pengguna Samsung bisa menggunakan kedua layanan pembayaran digital ini. Artinya, Samsung Pay bukanlah uang atau dompet elektronik, tapi hanya bertindak sebagai agregator uang elektronik yang memungkinkan penggunakan mengakses banyak uang elektronik dalam satu aplikasi.

Pengguna bisa melakukan pembayaran dengan metode Quick Response (QR Code).

Head of Product Marketing IT and Mobile Samsung Electronics Indonesia Denny Galant menyatakan saat ini, layanan DANA sudah tersedia di Samsung Pay. Adapun layanan GoPay milik GoJek baru tersedia pada awal 2020.

Baca Juga: Kantongi izin OJK, Kredit Pintar ingin ciptakan ekosistem fintech yang sehat

“Samsung Pay tidak menutup kemungkinan bekerjasama dengan uang elektronik lain karena semangatnya untuk transformasi digital di Indonesia. Karena kami bukan uang elektronik, maka Samsung Pay tidak ada fitur transfer. Samsung Pay masih untuk produk Samsung saja. Belum ada rencana jadi uang digital sendiri,” ujar Denny di Jakarta, Kamis (10/10).

Ia menambahkan, Samsung Pay tidak akan membanderol biaya langganan penggunaan Samsung Pay. Ia juga tidak merinci target transaksi yang akan dicapai aplikasi baru ini. 
Selain itu, Denny menyebut Samsung Pay versi Indonesia ini belum bisa digunakan untuk transaksi di luar negeri. Walaupun di beberapa negara perusahaan asal korea ini juga sudah meluncurkan Samsung Pay.

Hanya dengan melakukan swipe up (usap ke atas) baik dari home screen maupun saat smartphone sedang dalam keadaan terkunci, pengguna sudah bisa memilih dompet digital sebagai sumber dana yang hendak digunakan.

Budi Gandasoebrata, Managing Director GoPay bilang GoPay dengan Samsung Pay akan mempermudah dan menyederhanakan pengalaman pengguna dalam bertransaksi di ratusan ribu rekan usaha mereka.

Vincent Iswara, Chief Executive Officer DANA menyampaikan kolaborasi ini bisa meningkatkan kesadaran pengguna Samsung untuk menggunakan uang elektronik terutama DANA. Per Juni 2019, pengguna DANA sudah mencapai 20 juta.

“Samsung Pay ini benar-benar kolaborasi sehingga tidak ada monetisasi. Ini sebagai kemudahan bagi pelanggan Samsung. Ini hanya untuk sistem pembayaran saja,” ujar Vincent.

Vincent menyatakan selalu terbuka dalam menjalankan kolaborasi. Ia mengaku sudah bekerjasama dengan Bukalapaka dan Lazada. Ia bilang akan terus melakukan kolaborasi ini. 

Ia menyebut terbuka bila diajak kerjasama oleh perusahaan ride sharing atau transportasi digital.

Begitupun dengan pemain fintech payment PT Visionet Internasional atau dikenal dengan OVO juga gencar melakukan kerjasama dengan perusahaan lainnya. 

Direktur OVO Harianto Gunawan mengaku terdapat tiga transaksi paling besar dan menjadi fokus di OVO itu ada transportasi, transaksi e-commerce, dan ritel termasuk food and beverages.

Tak heran untuk transportasi, OVO telah bekerjasama dengan Grab yang juga menjadi Decacorn di Kawasan Asia Tenggara. Sedangkan untuk transaksi e-commerce OVO telah bekerjasama dengan Unicorn Indonesia yakni Tokopedia.

Selain itu, OVO juga memiliki layanan pinjaman kepada para pengguna dengan menggandeng peer to peer lending Taralite. Produk ini sudah diluncurkan sejak Mei 2019 lalu. Selain itu, OVO juga menawarkan produk asuransi. Terbaru OVO menjalin kerja sama dengan Bareksa untuk memasuki bisnis investasi digital.  

Baca Juga: Tambah Ovo, ini daftar 5 startup pemilik gelar Unicorn di Indonesia

"Kita akan terus adakan strategic partnership dengan lainnya. Kami memang fokus pada customer centric. Kami ingin memberikan layanan (used cases) sesuai kebutuhan konsumen," jelas Harianto.

Sedangkan PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) sebagai pemegang izin uang elektronik LinkAja mengandeng PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Kerja sama ini agar LinkAja bisa menjadi alat pembayaran tiket bagi pengguna KRL Commuter Line.

Danu Wicaksana, selaku Direktur Utama LinkAja mengatakan, penggunaan LinkAja di moda transportasi publik merupakan inovasi terbaru dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para pengguna setia.

LinkAja sudah melakukan uji coba di KRL Commuter Line dengan lancar. 

 Sampai dengan saat ini, secara teknis telah tersedia 200 gate elektronik di 80 stasiun yang telah dilengkapi dengan scanner milik KCI untuk menerima transaksi LinkAja. Selanjutnya, KCI akan terus menambah jumlah gate elektronik ini hingga mencapai 400 gate.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×