Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Perdagangan luar negeri bisa menjadi berkah bagi perbankan. Seperti yang dialami oleh PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang mengalami kenaikan pembiayaan trade finance pada kisaran 25%-30% di semester pertama ini.
"Ini sedikit di atas ekspektasi, yaitu 20%-25%," ujar Head Transaction Banking Permata, Rudi Tandjung, di World Trade Centre 2, Senin, (29/7). Rudi menilai, bahwa trade finance yang tumbuh di atas ekspektasi itu menunjukkan besarnya volume industri.
Maka dari itu, bank yang sahamnya dimiliki oleh Grup Astra Internasional itu masih berusaha mencari solusi menjaring nasabah. Untuk itu, Permata berusaha mempercepat peluncuran trade engine.
Demi trade engine itu, Permata merogoh US$ 5 juta atau setara Rp 50 miliar. Rudi bilang, bahwa pihaknya melakukan hal itu untuk mengantisipasi lonjakan trade finance yang tinggi.
Permata optimistis, bahwa adanya trade engine membuat volume trade finance akan naik 30%. Rudi mengaku, pihaknya tak berani menargetkan pertumbuhan agresif. "Kita meyakinkan risiko masih ada dalam batasan yang dapat kita tangani," sebutnya.
Sekedar informasi, portfolio trade finance Permata masih didominasi pembiayaan impor. Porsinya pun masih terbilang besar yaitu impor 70% dan ekspor 30%. Ke depannya, Permata akan berusaha menyeimbangkan porsi impor dam ekspor tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News