Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank mencatatkan pertumbuhan transaksi layanan cash management atau pengelolaan kas cukup besar hingga saat ini. Hal ini didorong oleh pengembangan digitalisasi layanan di segmen wholesale (korporasi dan komersial) dan UMKM.
Peningkatan transaksi cash management atau pengelolaan kas itu telah berkontribusi meningkatkan pendapatan berbasis biaya (fee based income) dan juga dana murah bagi bank.
PT Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya yang saat ini memfasilitasi pebisnis untuk bertransaksi melalui Cash Management System (CMS) berbasis web yang dilengkapi dengan fitur-fitur sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Baca Juga: CIMB Niaga Raih Tiga Penghargaan pada ABF Corporate & Investment Banking Awards 2022
Sampai dengan Oktober 2022, transaksi cash management BTN tumbuh sebesar 25% secara tahunan dengan total jumlah transaksi lebih dari 1,7 juta transaksi dengan total sales volume mencapai di atas Rp 50 triliun.
"Mayoritas transaksi saat ini didominasi dari transaksi transfer serta purchase payment," kata Benny Yoslim, SEVP Wholesale Banking BTN kepada kontan.co.id.
Benny mengatakan, untuk target jumlah transaksi sampai dengan Desember 2022 diproyeksikan akan tercapai lebih dari 2 juta transaksi atau mencapai 130% dari target transaksi 2022.
Sementara di tahun 2023 Bank BTN menargetkan jumlah transaksi mengalami peningkatan sebesar 30%-40% dibanding tahun 2022.
Baca Juga: BSI Bidik Transaksi Keuangan Syariah pada 1.052 Mitra Pertamina di Sumatra
Ia juga mengaku, saat ini salah satu fokus perseroan adalah pengembangan ekosistem yang saling terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir, terutama yang terkait dengan ekosistem perumahan (mulai dari developer, kontraktor, suplier bahan bangunan sampai kepada konsumen).
Agar lebih mempercepat akuisisi nasabah ini, maka di triwulan III/2022 ini BTN telah membentuk unit kerja khusus yang mengelola transaksi nasabah korporasi antara lain cash management, trade finance dan Bank Garansi.