Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu platform Dompet Digital LinkAja mencatatkan peningkatan transaksi pada saat Harbolnas hingga periode menjelang Natal dan tahun baru.
Direktur Utama LinkAja Yogi Rizkian Bahar mengungkapkan, jika dibandingkan dengan bulan November, saat ini jumlah transaksi meningkat hampir 30% dan nilai total transaksi meningkat lebih dari 20%.
"Dari sisi pendapatan, tercatat mengalami peningkatan lebih dari 15%, sedangkan untuk biaya promosi, perusahaan juga telah melakukan penghematan sebesar 46% pada periode yang sama," kata Yogi saat dihubungi Kontan.co.id, belum lama ini.
Yogi menjelaskan, dibandingkan dengan rata-rata bulanan tahun 2021, pada bulan November pendapatan naik lebih dari 30% dan beban operasional turun lebih dari 50%.
Baca Juga: Tren Transaksi Menggunakan LinkAja Terus Mengalami Peningkatan
Lebih lanjut, dari sisi pengguna aktif, saat ini LinkAja hanya memfokuskan pada user yang lebih sehat dan loyal dan tidak hanya bergantung pada promosi atau cash-back.
Sebagai catatan, per bulan November 2022 LinkAja telah mencatatkan lebih dari 89 juta pengguna yang terdaftar di platform LinkAja.
Senada dengan transaksi pada LinkAJa, pada November 2022 pendapatan LinkAja Syariah naik lebih dari 67% dan berhasil menekan biaya promosi sebesar 54%. Jika dibandingkan periode yang sama di 2021.
Selain itu, pengguna terdaftar LinkAja Syariah bertumbuh 33% dengan total lebih dari 8 juta pengguna terdaftar.
Adapun, di tahun 2022 ini, LinkAja berfokus pada sided business model yang memungkinkan LinkAja untuk memiliki bisnis yang lebih profitable dan sustainable, melalui low cost user, profitable use case, serta rantai pasok end-to-end tradisional dan digital.
Yogi menerankan, ekosistem BUMN menjadi key competitive advantage LinkAja, dimana LinkAja mendukung pengembangan infrastruktur pembayaran bersama dengan berbagai lini bisnis BUMN.
Salah satunya melalui digitalisasi rantai pasok tradisional secara end-to-end dari tingkat principal hingga pengecer dengan menyediakan solusi finansial dan penyedia produk digital.
Pada tahun 2023 mendatang, kata Yogi, LinkAja masih berfokus pada 2-sided business model yang memungkinkan LinkAja untuk memiliki bisnis yang lebih profitable dan sustainable, melalui low cost user, profitable use case, serta rantai pasok end-to-end tradisional dan digital.
Baca Juga: Dukung KTT G20, LinkAja Kembangkan Sinergi Strategis Bersama BRI dan Pegadaian
Ekosistem BUMN menjadi key competitive advantage LinkAja, salah satunya melalui digitalisasi rantai pasok tradisional secara end-to-end dari tingkat principal hingga pengecer dengan menyediakan solusi finansial dan penyedia produk digital.
"Dengan fokus baru LinkAja saat ini untuk bisa mendukung pengembangan infrastruktur pembayaran bersama dengan berbagai lini bisnis BUMN, kami optimistis bahwa LinkAja dapat terus melanjutkan perkembangan bisnis yang lebih sehat dengan persentase perbandingan jumlah pengguna aktif dengan nilai transaksi yang dilakukan," ungkap Yogi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News