Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembatasan sosial demi memutus rantai penyebaran Covid-19 mengubah tren transaksi uang elektronik berbasis server. PT Fintek Karya Nusantara sebagai pemegang izin operasional uang elektronik LinkAja mengakui transaksi yang berhubungan dengan transportasi dan merchant offline terdampak.
Chief Marketing Officer LinkAja Edward K Suwignjo mengatakan untuk transaksi yang berkaitan dengan kebutuhan dasar masih stabil. Lantaran kebutuhan tersebut masih dilakukan oleh pengguna di tengah pandemi. Transaksi kebutuhan dasar seperti pembelian pulsa, token listrik, dan pembayaran tagihan.
Baca Juga: Koinworks terima pendanaan senilai Rp 316 miliar
“Untuk merchant online delivery order, terutama yang groceries atau belanja rumah tangga, ada kenaikannya signifikan. Di masa pandemi ini, fokus kami lebih di membantu masyarakat untuk bisa melakukan berbagai hal #dirumahaja, atau supaya tetap aman lewat pembayaran noncash,” ujar Edward kepada Kontan.co.id pada Senin (13/4).
Sayangnya, Edward tidak merinci nilai kenaikan transaksi tersebut. Ia menyatakan saat ini uang elektronik plat merah ini fokus agar masyarakat bisa melakukan pembayaran non tunai di rumah.
Lanjut Ia, LinkAja bersama dengan Kita Bisa, Benih Baik, para shareholder LinkAja juga membuka layanan LinkAja berbagi. Layanan ini ditujukan untuk menghimpun donasi dari pengguna platform bagi masyarakat yang terdampak Covid-19.
Baca Juga: Gandeng Kitabisa.com, Amartha salurkan APD ke 30 puskesmas
Asal tahu saja, hingga 2019 lalu, LinkAja mencatatkan setiap bulannya terjadi pertumbuhan pengguna aktif sebanyak 5,1 kali lipat.
Adapun pertumbuhan nilai transaksi 4,8 kali dan jumlah transaksi tumbuh 4,7 kali lipat setiap bulan. Tak hanya itu, LinkAja mencatat terdapat lebih dari 40 juta pengguna terdaftar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News