Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi uang elektronik berbasis kartu yang diterbitkan perbankan masih terus mengalami peningkatan di tengah maraknya uang elektronik berbasis server milik fintech saat ini. Bank yakin transaksi uang elektronik chip masih akan terus bertumbuh sejalan dengan upaya memperluas penerimaan transaksi.
PT Bank Mandiri Tbk misalnya mencatatkan transaksi kartu e-money mencapai 100 juta per Januari 2020 dengan sales volume hampir Rp 1,5 triliun. Transaksi tersebut meningkat 5% year on year (YoY).
Baca Juga: Biar makin cuan, Pefindo Biro Kredit target bisa tambah 84 anggota baru
Senior Vice President Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan, sebagian besar transaksi e-money pada sektor transportasi. Ke depan, uang elektronik chip ini akan difokuskan untuk transaksi pada lokasi yang membutuhkan pembayaran bersifat time sensitif atau pembayaran harus dilakukan secara cepat dan tidak membutuhkan sinyal seperti basement atau gedung-gedung.
"Selain itu, Bank Mandiri juga fokus untuk meningkatkan kemudahan top up e-money secara online melalui kerja sama dengan uang elektronik LinkAja dan berbagai merchant online seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan Blibli yang telah berjalan," kata Thomas pada Kontan.co.id, Rabu (4/3).
Tahun ini, Bank Mandiri menargetkan transaksi e-money bisa tumbuh sekitar 10%- 20%. Sementara pada tahun 2019, transaksinya tercatat sebesar 1,2 miliar dengan sales volume Rp 16 triliun atau tumbuh 20% lebih secara YoY.
Sekitar 90% transaksi transaksi e-money tahun lalu masih bersumber dari pembayaran di sektor transportasi tahun lalu. Namun, tahun ini transaksinya juga akan didorong pada sektor retail guna mencapai target yang sudah dipasang. Thomas bilang, transaksi di sektor retail sudah mulai naik pada Januari 2020.
Baca Juga: Bank Danamon jalin kerjasama dengan Carsome sebagai bank cash management
Saat ini jumlah kartu e-money yang sudah beredar di seluruh Indonesia sudah mencapai 21 juta. Sampai akhir tahun ditargetkan bisa bertambah 4 juta- 5 juta kartu beredar baru.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga mencatatkan pertumbuhan transaksi uang elektronik kartu. VP E-channel PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Fajar Kusuma Nugraha mengatakan, sales volume transaksi TapCash per Februari 2020 meningkat 44,91% YoY.
"BNI terus melakukan ekspansi akseptasi untuk meningkatkan transaksi dan sales volume TapCash dengan melibatkan seluruh outlet BNI untuk menggarap potensi non tunai di masing-masing wilayah," kata Fajar.
Baca Juga: Perbankan masih percaya diri target kredit tercapai di tengah wabah virus corona
Penggunaan TapCash saat ini masih didominasi oleh transaksi di sektor transportasi dengan porsi 47,24 %. Namun, Fajar bilang, BNI telah memperluas area penggunaan TapCash ke segmen bisnis lain seperti ritel, perparkiran,wisata dan perkantoran serta perumahan.
Fajar melihat prospek uang elektronik kartu tahun ini masih menjanjikan karena memberikan kemudahan pembayaran. Menurutnya, dalam dua atau tiga tahun ke depan, uang elektronik masih akan jadi pilihan masyarakat dalam bertransaksi.
Tahun ini, BNI menargetkan sales volume transaksi TapCash bisa tumbuh 52%. Tahun 2019, transaksi TapCash tumbuh sekitar 6% menjadi 55 juta. Hanya saja saja tidak dirinci total sales volume-nya.
Baca Juga: Tak hanya lembaga kredit, Pefindo Biro Kredit juga sasar pasar sekuritas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News