kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.495.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.585   85,00   0,54%
  • IDX 7.521   40,52   0,54%
  • KOMPAS100 1.169   8,10   0,70%
  • LQ45 933   4,48   0,48%
  • ISSI 227   2,02   0,90%
  • IDX30 480   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 578   0,90   0,16%
  • IDX80 133   1,02   0,77%
  • IDXV30 142   1,62   1,15%
  • IDXQ30 161   0,16   0,10%

Tren Penarikan Kendaraan di Tengah Kelesuan Ekonomi Indonesia


Minggu, 13 Oktober 2024 / 19:11 WIB
Tren Penarikan Kendaraan di Tengah Kelesuan Ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Kendaraan bermotor menunggu lampu pengatur lalu lintas di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (1/2/223). Selain pembiayaan yang bertumbuh, ternyata jumlah kendaraan yang ditarik oleh perusahaan multifinance karena kredit macet juga mengalami pertumbuhan pada 2022 lalu. Menurut sejumlah multifinance, jumlah kendaraan yang akan ditarik di 2023 bakal dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Indonesia. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kelesuan ekonomi di Indonesia yang terlihat dari pertumbuhan Pendapatan Nasional Bruto (GNI) per kapita yang melambat, berdampak pada kemampuan bayar debitur perusahaan pembiayaan (multifinance).

Hal ini memengaruhi tingkat kredit macet (Non-Performing Financing/NPF) dan tren penarikan kendaraan oleh perusahaan multifinance.

Baca Juga: Rasio Penarikan Kendaraan di CNAF Meningkat Jadi 0,30% pada Agustus 2024

Namun, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) atau WOM Finance mengungkapkan bahwa meskipun ekonomi sedang lesu, tren penarikan kendaraan tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan WOM Finance, Cincin Lisa, menyatakan bahwa perusahaan terus berusaha meningkatkan kinerja dan mendorong pertumbuhan bisnis yang positif.

“Kami optimistis dapat meminimalisir kerugian akibat kredit macet dengan strategi yang tepat,” ujar Cincin kepada Kontan.co.id, Jumat (11/10).

Baca Juga: FIF Catat Pembiayaan Sepeda Motor Mencapai Rp 19,9 Triliun per Agustus 2024

Meski begitu, Cincin tidak mengungkapkan besaran NPF perusahaan, tetapi menegaskan bahwa NPF WOM Finance masih berada di level yang baik.

Sementara itu, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) juga mencatat rasio penarikan kendaraan yang masih terjaga baik.

Rasio penarikan kendaraan pada Agustus 2023 berada di angka 0,28%, naik menjadi 0,3% pada Agustus 2024.

Direktur CNAF Ristiawan Suherman menyebutkan bahwa kesehatan portofolio CNAF juga membaik, dengan NPF sebesar 1,21% pada Agustus 2024.

Hingga Agustus 2024, CNAF telah melakukan penarikan kendaraan sebanyak 238 unit per bulan, dengan sekitar 50% dari kendaraan ditarik secara sukarela oleh nasabah.

CNAF memperoleh pendapatan sebesar Rp 247,24 miliar dari hasil lelang kendaraan yang ditarik hingga Agustus 2024.

Baca Juga: Begini Strategi WOM Finance Menjaga NPF Tetap Terkendali

Lelang ini menjadi salah satu solusi untuk menjaga kesehatan portofolio perusahaan, dengan target NPF di bawah 1% hingga akhir 2024.

Direktur Utama Mandiri Utama Finance (MUF) Stanley Setia Atmadja juga menyatakan bahwa penarikan kendaraan oleh MUF meningkat pada tahun ini.

Namun, Stanley tidak mengungkapkan jumlah pastinya.

MUF mencatat piutang pembiayaan mencapai Rp 33,8 triliun pada Agustus 2024, tumbuh 17,1% dibandingkan tahun lalu.

"Di sisi lain, rasio kredit macet berhasil ditekan, di mana per Agustus 2024, NPF MUF adalah sebesar 1,34%. Angka ini turun dibandingkan tahun lalu yang sebesar 1,49%,

Baca Juga: Daya Beli Loyo, Rasio Kredit Macet Multifinance Masih Stabil

Dengan langkah-langkah ini, perusahaan pembiayaan terus berupaya menjaga kesehatan portofolio dan meminimalkan dampak dari kredit macet meski di tengah kelesuan ekonomi.

Selanjutnya: Butuh Info Cepat Lokasi ATM BRI? Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Membantu

Menarik Dibaca: Waspada Bencana Jawa Tengah Besok (14/10), Ini Peringatan Dini Cuaca Hujan Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×