kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren penurunan bunga, ini imbasnya terhadap industri menurut bankir


Rabu, 20 November 2019 / 16:44 WIB
Tren penurunan bunga, ini imbasnya terhadap industri menurut bankir
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di Bank Jatim Thamrin City Jakarta, Jumat (20/7). Laporan keuangan Semester I tahun buku 2018, aset Bank Jatim tumbuh 15,63% atau sebesar Rp 59,54 triliun dan laba bersih tercatat Rp 758,28 miliar atau tumbuh 5,01% Year on Year


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

Perseroan memandang, langkah BI yang ikut menurunkan suku bunga BI 7 days reverse repo rate (7DRRR) dalam merespon kebijakan The Fed sudah tepat. Langkah tersebut memang cukup baik untuk mengantisipasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat. Lihat saja, pada kuartal III 2019 pertumbuhan ekonomi Indonesia turun menjadi 5,02%.

Memang, suku bunga yang rendah menjadi penanda risiko yang akan semakin tinggi. Namun dari sisi perbankan, saat ini isu utama bukan penyaluran kredit melainkan kecukupan likuiditas. "Kebijakan ini harus didukung strategi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas dan mendukung transmisi bauran kebijakan yang akomodatif," katanya.

Sebab, pada umumnya aliran modal asing (investor) cenderung keluar di tengah adanya penurunan suku bunga yang berkelanjutan. Untuk itu, Bank Jatim menilai, BI harus selalu melihat perkembangan ekonomi dunia yang penuh dengan ketidakpastian, guna mempertahankan stabilitas ekonomi.

Baca Juga: Pasar uang antar bank (PUAB) mulai sepi, begini penyebabnya menurut bankir

Melalui cara ini, diharapkan permintaan kredit domestik bisa meningkat, ekspor naik, pariwisata tumbuh dan aliran modal asing bisa masuk, termasuk penanaman modal asing (PMA).

Di sisi lain, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja memandang tren penurunan bunga bisa berdampak pada melemahnya laju profitabilitas perbankan.

Hal ini pun sudah tercermin dari tingkat net interest margin (NIM) bank yang sudah turun ke level 4,9% per September 2019. Posisi ini lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang selalu di atas 5%.

Baca Juga: Ini cara aktivasi BTN mobile banking, khusus nasabah BTN

Namun, hal tersebut dipandang Parwati sebagai mekanisme pasar yang wajar. Ke depan, seiring dengan mulai membaiknya pertumbuhan ekonomi, diharapkan mampu mendorong permintaan kredit yang pada akhirnya bakal mengerek laba perbankan.

Sebagai informasi saja, sepanjang tahun ini BI sudah menurunkan BI7DRRR sebanyak empat kali atau 100 basis poin (bps) di tahun ini menjadi 5%. Sementara itu, The Fed bulan lalu juga memutuskan untuk memangkas federal funds rate (FFR) sebesar 25 bps ke rentang 1,5%-1,75%. Pemangkasan tersebut merupakan yang ketiga kalinya dilakukan di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×