kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tumbuh tipis, BCA pacu transaksi kartu kredit


Jumat, 25 September 2015 / 14:31 WIB
Tumbuh tipis, BCA pacu transaksi kartu kredit


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Di tengah tren perlambatan pertumbuhan ekonomi, bank masih berharap besar dari segmen konsumsi. Salah satu pos andalan perbankan adalah bisnis kartu kredit. Kendati jumlah kartu tumbuh melambat, bank percaya diri memacu pertumbuhan volume transaksi.

Bank Central Asia (BCA), misalnya. Bank milik Grup Djarum ini menargetkan, jumlah kartu kredit beredar mengalami kenaikan sebesar 9% atau mencapai 2,72 juta kartu sampai akhir tahun ini. Head Of Consumer Card BCA Santoso bilang, jumlah kartu kredit BCA yang beredar sebanyak 2,68 juta kartu per awal September 2015.

Angka ini hanya tumbuh sebesar 4% ketimbang akhir tahun lalu. Menurut Santoso, jumlah kartu kredit tumbuh tipis sebagai imbas dari aturan pembatasan pemilikan kartu kredit.

Ini mengacu pada beleid Bank Indonesia (BI) yang membatasi nasabah yang memiliki pendapatan Rp 3 juta-Rp 10 juta hanya boleh memiliki maksimal dua kartu kredit. "Kami tidak terburu-buru meningkatkan pertumbuhan jumlah kartu karena ingin tetap menjaga agar bisnis kartu kredit lebih prudent," kata Santoso, kemarin.

Di saat jumlah kartu beredar tumbuh tipis, BCA menumbuhkan bisnis kartu kredit dengan cara memacu volume transaksi. BCA membidik peningkatan transaksi di kisaran 13%-14% hingga akhir kuartal III 2015.

Santoso merinci, per Agustus 2015, terdapat peningkatan penggunaan kartu kredit di beberapa sektor baru, seperti otomotif. Menurutnya, kenaikan transaksi disebabkan karena banyak masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor.

"Transaksi otomotif mengalami peningkatan untuk pembelian suku cadang. Mungkin ada yag mengerem pembelian mobil baru, tapi kendaraan tetap harus dirawat," ujar Santoso.

Sektor lain yang menopang kenaikan volume transaksi kartu kredit adalah gesekan kartu kredit untuk keperluan perjalanan (travel) dan kesehatan. Namun, imbuh Santoso, terjadi penurunan transaksi di beberapa sektor, seperti fesyen dan pembelian barang-barang makanan dan minuman (grosery) lantaran daya beli masyarakat melemah.

Yang pasti, kenaikan di sektor otomotif dan kesehatan mendorong volume transaksi kartu kredit BCA mencapai Rp 4 triliun saban bulan. Sementara, rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar 1,7% per Agustus 2015. Sebagai perbandingan, NPL kartu kredit BCA bertengger di 1,48% per Mei 2015 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×