Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Oke Indonesia dan PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) menargetkan penggabungan usaha antar keduanya bisa rampung pada Juli mendatang.
Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah mengatakan saat ini pihaknya sedang menunggu hasil uji kelayakan direksi dan komisaris baru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Fit and proper test dari OJK sudah selesai semuanya dilakukan sebelum lebaran, diperkirakan hasilnya sudah akan kami terima pada minggu ketiga Juni, dan pada minggu keempat Juni sudah bisa berlaku efektif,” katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (13/6).
Efdinal juga menambahkan, secara internal bank hasil merger yang akan bernama PT Bank Oke Indonesia Tbk juga akan langsung beroperasi tanpa fase transisi. Sebab, baik Bank Oke maupun Dinar disebutnya juga telah menyiapkan operasi secara bersamaan.
“Kami rencanakan bank hasil merger akan mulai beroperasi pada 15 Juli 2019, jadi semuanya langsung pindah. Tidak ada masa transisi karena kami sudah menyiapkan semuanya terkait operasional merger secara pararel,” lanjutnya.
Bank hasil merger kelak akan dinakhodai Lim Cheol Jin yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Bank Oke. Sedangkan Direktur Utama Bank Dinar Hendra Lie akan menduduki kursi Wakil Direktur Utama.
Efdinal juga menyatakan, pasca merger bank ini akan membidik segmen ritel. Bahkan, pihak bank telah menyiapkan beberapa produk baru untuk menyasar segmen tersebut. Sehingga ketika merger berlaku efekif, bank hasil merger bisa langsung merilis produk tersebut.
Perluasan jaringan dan infrastruktur teknologi perbankan juga akan turut dikembangkan. Sebab bank ini juga punya target menyediakan layanan mobile banking, dan internet banking kelak. Ditambah tiap tahun lima kantor cabang juga akan dibuka.
Seluruh target tersebut akan diakumulasi dengan mencanangkan masuk kelas Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 3 dengan modal inti Rp 5 triliun hingga Rp 30 triliun enam tahun setelah merger rampung.
“Yang kami sampaikan ke OJK, memang targetnya enam tahun kami bisa masuk BUKU 3, namun akan kami coba untuk percepat dalam lima tahun. Selama enam tahun itu pula, tiap tahunnya kami akan mendapatkan suntikan modal dari pemegang saham (Apro Finance) senilai Rp 500 milir,” papar Efdinal.
Ketika rampung, penggabungan modal inti Bank Oke dan Bank Dinar masih menempatkan bank hasil merger di kelas BUKU 2. Sebab hingga kuartal I-2019 modal inti Bank Oke masih bermodal inti Rp 1,04 triliun, sedangkan modal inti Bank Dinar Rp 440 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News