Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, beberapa bank yang dihubungi Kontan.co.id menyakini NIM akan bergerak lebih kencang di 2020. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) misalnya, yang menilai saat ini regulator sudah memberikan angin segar bagi perbankan lewat pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM).
Langkah itu dinilai tepat untuk memberikan bank likuiditas tambahan dan memberi stimulus pada penyaluran kredit.
Baca Juga: Terdorong kenaikan suku bunga, rasio BOPO di bank besar menanjak
"Bagi Bank BTN sendiri itu akan memberikan tambahan likuiditas kurang lebih Rp 1 triliun," ujar Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso, Minggu (24/11).
Kendati demikian, BBTN masih memproyeksi NIM maksimal di kisaran 3,5% hingga 3.7% tahun ini, dengan asumsi kredit tumbuh di 8% - 10% secara year on year (yoy). Namun, di tahun 2020 dipastikan NIM BTN dipastikan bakal bergerak naik minimal 3,8%.
"Kami akan rekomposisi funding berbiaya mahal ke berbiaya murah atau low cost funding," tegasnya.
Baca Juga: Jokowi Minta Bank Segera Turunkan Bunga Kredit
Sedikit berbeda, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) memilih untuk mempertahankan NIM di posisi stabil. Catatan saja, di awal kuartal IV 2019 ini NIM perseroan masih cukup tinggi yakni di kisaran 6,2%. Paling tinggi di antara seluruh bank daerah.