kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,22   7,82   0.87%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turun ke bawah 5%, NIM perbankan diramal stagnan sampai tahun depan


Minggu, 24 November 2019 / 17:15 WIB
Turun ke bawah 5%, NIM perbankan diramal stagnan sampai tahun depan
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi menggunakan anjungan tunai mandiri (ATM) di pusat perbelanjaan, Tangerang Selatan, Selasa (5/11).


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tren penurunan bunga perbankan masih terus berlanjut. Hal ini tentunya membuat margin perbankan kian menyusut.

Hal ini tercermin dari net interest margin (NIM) perbankan yang terus mengecil. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai dengan September 2019 posisi NIM masih bertengger di 4,9%. Posisi tersebut praktis tidak bergerak sejak bulan Mei 2019.

Baca Juga: Pasar Masih Berharap Suku Bunga Turun, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Perbankan

Posisi tersebut menjadi penanda terbatasnya kemampuan bank mencetak pendapatan bunga.

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Andry Asmoro juga memproyeksi posisi NIM masih akan berada di bawah 5% sampai dengan penghujung tahun 2019.

Hal ini disebabkan kurangnya permintaan kredit serta turunnya daya beli masyarakat di tengah ekonomi yang belum stabil. Di sisi lain, perbankan juga tengah mengubah strategi bisnisnya dengan lebih selektif menyalurkan kredit dalam rangka menjaga laju non performing loan (NPL).

Ia juga memperkirakan di tahun 2020 mendatang, posisi NIM perbankan masih akan ada di level 4,9%. Meski begitu, ruang peningkatan NIM masih tetap terbuka.

Baca Juga: NIM multifinance terjaga di 5-6% di tengah penurunan suku bunga

"Dalam kondisi ekonomi saat ini, bank akan lebih prudent dan perlu menjaga penyaluran kreditnya," terangnya di Jakarta, pekan lalu (21/11).

Sementara itu, beberapa bank yang dihubungi Kontan.co.id menyakini NIM akan bergerak lebih kencang di 2020. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) misalnya, yang menilai saat ini regulator sudah memberikan angin segar bagi perbankan lewat pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM).

Langkah itu dinilai tepat untuk memberikan bank likuiditas tambahan dan memberi stimulus pada penyaluran kredit.

Baca Juga: Terdorong kenaikan suku bunga, rasio BOPO di bank besar menanjak

"Bagi Bank BTN sendiri itu akan memberikan tambahan likuiditas kurang lebih Rp 1 triliun," ujar Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso, Minggu (24/11).

Kendati demikian, BBTN masih memproyeksi NIM maksimal di kisaran 3,5% hingga 3.7% tahun ini, dengan asumsi kredit tumbuh di 8% - 10% secara year on year (yoy). Namun, di tahun 2020 dipastikan NIM BTN dipastikan bakal bergerak naik minimal 3,8%.

"Kami akan rekomposisi funding berbiaya mahal ke berbiaya murah atau low cost funding," tegasnya.

Baca Juga: Jokowi Minta Bank Segera Turunkan Bunga Kredit

Sedikit berbeda, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) memilih untuk mempertahankan NIM di posisi stabil. Catatan saja, di awal kuartal IV 2019 ini NIM perseroan masih cukup tinggi yakni di kisaran 6,2%. Paling tinggi di antara seluruh bank daerah.

Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha juga menyebut di tahun 2020 mendatang NIM perseroan juga tidak akan bergerak jauh dari posisi tahun ini. "Fokus utama kami memang selalu menjaga NIM dan profitabilitas stabil," terangnya.

Ruang peningkatan NIM juga masih cukup terbuka bagi Bank Jatim di akhir tahun, tercermin dari kredit yang mulai naik per Oktober 2019 lalu sebesar 13,91%. Dalam rencana bisnis perseroan, tahun ini pun NIM diperkirakan bisa naik hingga ke 6,47%.

Baca Juga: Saat Pasar Merespons Negatif Permintaan Presiden Jokowi

Di sisi lain, bank kecil seperti PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) memandang ruang peningkatan NIM sangat tipis. Selain terbatasnya permintaan kredit, persaingan antar bank saat ini menurut Direktur BWS I Made Mudiastra masih sangat ketat.

Adapun, di awal Kuartal IV 2019 posisi NIM BWS bertengger di 3,8%. Tahun depan, pihaknya berharap NIM masih bisa meningkat ke posisi 4%. Dengan asumsi kredit bisa tumbuh dibandingkan target akhir tahun yakni 16% yoy.

Baca Juga: Saham bank berguguran setelah Jokowi minta perbankan menurunkan suku bunga kredit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×