Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Debitur perbankan masih enggan melakukan pencairan kredit di perbankan. Hal ini terlihat dari dari catatan Otoritas Jasa Keuangan yang hingga November 2018 masih mencatat kredit yang belum ditarik atau undisbursed loan (non bank) masih mencapai Rp 1.541,23 triliun.
Nilai tersebut setara 29,86% dari total kredit yang disalurkan sebesar Rp 5.160,15 triliun. Nilai tadi pun meningkat 8,16% dibandingkan posisi November 2017 senilai Rp 1.424,95 triliun.
Secara umum, sejatinya kondisi seperti ini menandakan kinerja industri yang melemah akibat penundaan proyek, atau masalah teknis lainnya. Namun, beberapa bankir yanga dihubungi Kontan.co.id menyatakan, tingginya undisbursed loan tak serta merta menunjukan bisnis yang lesu.
Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Santoso Liem menyatakan bahwa undisbursed loan sejatinya lebih banyak terjadi dari sisi teknis debitur. "Bukan kelesuan bisnis, kadang banyak aspek teknis dalam investasi, apakah karena proses perizinan, pematangan proyek, pengadaan kurs mata uang. Hal tersebut, sesuatu yang wajar terjadi dalam investasi," katanya, Rabu (6/2).
Kata Santoso, undiabursed loan di BCA terjadi merata di semua sektor industri yang memanfaatkan fasilitas Kredit Investasi (KI), dan Kredit Modal Kerja (KMK) perseroan. "Untuk KMK sangat tergantung cash flow debitur, sementara KI biasanya terjadi akibat proyek mundur, yang faktornya banyak," lanjutnya.
Sementara sepanjang 2018, undisbursed loan di BCA sendiri mencapai Rp 200,85 triliun, atau setara 37,34% dari total kredit yang disalurkan senilai Rp 537,91 triliun. Nilai undisbursed loan tadi paling banyak disumbang oleh perusahaan swasta dengan status comitted loan senilai Rp 138,85 triliun.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BBTN) Iman Nugroho Soeko bilang undisrbursed loan yang terjadi di perseroan sejatinya lebih banyak disebabkan lantaran akad kredit yang terjadi di akhir tahun. "Undisbursed loan paling dominan tentu dari segmen kredit komersial," katanya.
Sementara hingga akhir 2018, BTN masih mencatat undisbursed loan senilai Rp 44,72 triliun, setara 18,81% dari total kredit BTN senilai Rp 237,75 triliun.
Sementara seluruh undisbursed loan BTN seluruhnya disumbang oleh perusahaan swasta, dimana kredit berstatus uncommited loan jadi penyumbang terbesar senilai Rp 44,18 triliun. Sisanya sebesar Rp 539,18 miliar berasal dari kredit berstatus commited loan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News