kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada LinkAJa, bagaimana nasib uang elekronik berbasis kartu?


Rabu, 06 Februari 2019 / 20:09 WIB
Ada LinkAJa, bagaimana nasib uang elekronik berbasis kartu?


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian BUMN telah mendorong agar uang elektronik berbasis server milik bank BUMN dileburkan dengan t-cash dari Telkomsel. Produkyang akan menggunakan QR Code ini nantinya akan resmi diluncurkan pada 21 Februari dengan brand LinkAja.

Tak lama lagi uang elektronik berbasis server akan menjadi gaya hidup. Kendati demikian, bankir masih memprediksi uang elektronik berbasis kartu masih bisa eksis ditengah gempuran uang elektronik berbasis kartu.

Senior Vice President Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi menyebut LinkAja nantinya akan menghadirkan layanan holistik dengan beragam fitur pembayaran seperti pembayaran tagihan seperti listrik, PDAM, BPJS, Internet, Selain itu, transaksi di merchant seperti Pertamina hingga pembelian online juga dapat dilakukan lewat produk anyar ini.

"Meski demikian, kami melihat potensi bisnis dari pengembangan uang elektronik berbasis kartu masih tetap ada, khususnya pada sektor usaha dengan ticket size kecil. Misalnya untuk pembayaran tiket parkir ataupun tiket kendaraan umum. Artinya, fungsi uang elektronik berbasis kartu akan saling komplementer dengan uang elektronik berbasis server atau e-wallet," ujar Thomas kepada Kontan.co.id pada Rabu (6/2).

Thomas pun menyebut hingga akhir Desember 2018, Bank dengan sandi saham BMRI ini telah menerbitkan sebanyak 16,4 juta kartu dengan akseptasi mandiri e-money di lebih dari 45 ribu merchant dan 60 ribu lokasi top up. Adapun porsi transaksi besar pada sektor transportasi meliputi jalan tol, parkir, dan Trans Jakarta.

"Dari jumlah tersebut, frekuensi transaksi Mandiri e-money pada pada tahun 2018 telah mencapai 1,1 miliar dengan nominal transaksi Rp 13,4 triliun," tambah Thomas.

Namun General Manager Divisi Elektronik Perbankan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Anang Fauzi memiliki padangan lain. Menurut dia, uang elektronik berbasis kartu memang masih bisa eksis. Namun seiring waktu, produk ini akan tergantikan payment lainnya termasuk QR Code.

Adapun jumlah transaksi uang elektronik bank dengan saham BBNI diklaimnya ini masih bagus. Bisnis Kartu BNI TapCash tumbuh dari 23 juta transaksi pada akhir tahun 2017 menjadi 51 juta transaksi atau tumbuh 119% yoy pada akhir tahun 2018.

Pertumbuhan jumlah transaksi tersebut dibarengi dengan nilai transaksinya yang tumbuh dari Rp 158 miliar pada akhir tahun 2017 menjadi Rp 807 miliar pada akhir tahun 2018.

Begitu juga dengan pertumbuhan jumlah transaksi yang menggunakan uang elektronik berbasis aplikasi BNI yaitu UnikQu. Jumlah transaksi UnikQu meningkat dari sekitar 45.000 pada tahun 2017 menjadi 254.000 pada akhir tahun 2018 atau tumbuh 456% yoy, dimana nominal tranksasinya pun meningkat 295% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×