kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Unit usaha syariah melesat di awal tahun


Senin, 30 Maret 2015 / 09:55 WIB
Unit usaha syariah melesat di awal tahun
ILUSTRASI. Cek Daftar Harga Mobil Bekas Toyota Avanza Lawas per Oktober 2023, Murah Banget./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/28/05/2020.


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Unit Usaha Syariah (UUS) bank mulai unjuk gigi. Meski volume bisnisnya masih berukuran mini, angka pertumbuhan UUS dari sisi pembiayaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan aset justru mulai mengungguli Bank Umum Syariah (BUS).

Berdasarkan Sistem Perbankan Indonesia (SPI) per Januari 2015, nilai pembiayaan dan DPK UUS mencapai masing-masing Rp 65,02 triliun dan Rp 49,41 triliun. Pertumbuhan pembiayaan dan DPK itu sebesar 14,01% dan 22,36% dibandingkan periode sama 2014. Adapun aset UUS mencapai Rp 66,08 triliun atau tumbuh 13,91%.

Bandingkan dengan pembiayaan dan DPK BUS per Januari 2015, yang hanya tumbuh masing-masing 0,8% dan 2,65 %. Sedangkan dari sisi aset BUS, pertumbuhannya 12,6% jadi Rp 197,38 triliun.

Akselerasi bisnis UUS sejak awal tahun 2015, diakui Koko T. Rachmadi, Kepala UUS OCBC NISP. Dia bilang, pendanaan awal tahun 2015 memang cukup baik sesuai dengan strategi yang sudah ditetapkan. "Utamanya dari nasabah-nasabah baru yang sudah kami follow up sejak akhir 2014," katanya kepada KONTAN, pekan lalu.

Hingga akhir tahun ini, Koko membidik pertumbuhan DPK UUS OCBC NISP berada di kisaran 25%–30%.

Di sisi lain, Imam Teguh Saptono, Direktur Bisnis BNI Syariah, mengakui pertumbuhan BUS memang cenderung melambat. Padahal, BNI Syariah sudah menerapkan strategi front loading yakni memacu pertumbuhan pembiayaan sejak dini.

"Terlihat dari pertumbuhan bisnis BNI Syariah yang di atas rata-rata industri, meski kondisi pasar memang cenderung stagnan, bahkan melambat," ucap Imam. BNI Syariah sedang menggenjot pertumbuhan pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) dan pembiayaan komersial.

Bank Panin Syariah juga melihat kondisi serupa. Deny Hendrawati, Direktur Utama Panin Syariah bilang, perlambatan pertumbuhan pembiayaan lantaran sejumlah sektor ikut tertekan, semisal pertambangan. Dus, sumber perolehan dana juga melambat.

Tahun ini, Panin Syariah mengincar pertumbuhan pembiayaan berkisar 20% hingga 25%. Adapun target finance to deposit ratio (FDR) di kisaran 90% hingga 95%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×