Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Dari kelompok bank kecil, juga ada yang berhasil naik kelas di tahun ini. Salah satunya yaitu PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang masuk ke kelompok BUKU II lewat rights issue tahap I yang rampung di bulan April 2020. Lewat aksi korporasi tersebut, total modal inti perseroan pun sudah menembus Rp 1,2 triliun, melampaui batas minimum Rp 1 triliun yang ditetapkan regulator.
Tidak puas sampai situ, belum lama ini Bank Jago juga bersiap melangsungkan proses rights issue tahap II. Walau agenda tersebut masih baru sampai tahap persetujuan pemegang saham per Senin (5/10) lalu, hampir bisa dipastikan modal Bank Jago akan melesat naik bila rencana ini rampung.
"Kami memang mengumpulkan dana hasil rights issue untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 3 triliun. Sebagaimana diwajibkan regulator kepada industri," terang Direktur Kepatuhan Bank Jago Tjit Siat Fun kepada Kontan.co.id, Kamis (8/10).
Baca Juga: Imbal unitlink campuran dan saham ambles akibat pandemi corona (Covid-19)
Meski begitu, pihaknya tidak menampik bahwa perseroan memang berniat terus menambah modal untuk mencapai status BUKU III. Sejatinya, aspirasi tersebut bisa saja terlaksana di rights issue kedua tahun ini.
Sebab, dalam keterangannya perseroan berniat menerbitkan 3 miliar saham baru. Memakai asumsi harga saham Bank Jago yang ditutup (8/10) sebesar Rp 2.800, maka sudah bisa dipastikan bank yang dulunya bernama Bank Arthos ini bisa langsung melompat ke BUKU III.
Namun, Tjit belum bisa merinci besaran harga pada saat Penawaran Umum Terbatas (PUT) II berlangsung. Lantaran hal itu masih dalam kajian perusahaan. "Terkait status BUKU III tentu kami memiliki aspirasi tersebut," imbuhnya.
Dia juga menyebut dengan menjadi BUKU III, Bank Jago memang akan lebih leluasa mengembangkan bisnis perseroan ke depan. Walau tidak merinci, Bank Jago memastikan arah pengembangan bisnis perseroan ke depan dipastikan akan banyak di bidang teknologi, sejalan dengan visi misi perseroan untuk menjadi bank digital terkemuka di Tanah Air.
Baca Juga: Bank Mandiri permudah transaksi lewat asisten virtual di WhatsApp
Di kelompok yang sama, juga ada PT Bank Neo Commerce Tbk, yang dulu bernama Bank Yudha Bhakti. Pada bulan Juli 2020 lewat rights issue perseroan berhasil mengantongi dana segar Rp 150 miliar. Sementara itu, per Juni 2020 total modal inti Bank Neo Commerce tercatat menembus Rp 936,4 miliar. Akan tetapi, per September 18 September 2020 posisi modal perseroan sudah terangkat naik ke level Rp 1,08 triliun dan mendapat persetujuan resmi masuk ke BUKU II oleh OJK.
Dalam upaya mewujudkan hal itu, Bank Neo Commerce saat ini sedang mempersiapkan pengembangan mobile banking dan internet banking sebagai bagian dari transformasi digitalnya. Layanan itu akan diluncurkan dalam waktu dekat.