kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Walau ekspor impor lesu, DPK valas perbankan tetap melimpah


Senin, 28 September 2020 / 17:49 WIB
Walau ekspor impor lesu, DPK valas perbankan tetap melimpah
ILUSTRASI. Likuiditas valuta asing (valas) perbankan masih terbilang tinggi.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati tren ekspor impor melambat akibat pandemi Covid-19, likuiditas valuta asing (valas) perbankan masih terbilang tinggi. Hal ini tercermin dari total dana pihak ketiga (DPK) valas perbankan per Juli 2020 yang mencapai Rp 908,08 triliun.

Realisasi tersebut mengalami peningkatan sebanyak 11,05% secara year on year (yoy) dari periode setahun sebelumnya yang mencapai Rp 817,65 triliun. Bila dirinci, peningkatan tertinggi terjadi dari dana giro valas perbankan yang naik 15,95% yoy menjadi Rp 398,25 triliun. Kemudian, tabungan valas perbankan juga terkerek naik 14,67% yoy menjadi Rp 149,14 triliun.

Hanya deposito valas yang tumbuh satu digit alias hanya naik 4,8% yoy dari Rp 344,14 triliun di bulan Juli 2019 menjadi Rp 360,68 triliun di akhir Juli 2020.

Meski begitu, di sisi lain realisasi DPK valas beberapa bank memang cenderung mengalami perlambatan. PT Bank Mandiri Tbk misalnya mencatat, pada akhir Juli 2020 total DPK valas hanya mencapai US$ 9,4 miliar. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan bilang, angka tersebut hanya tumbuh sebesar 1,9% secara tahunan.

"DPK Valas Bank Mandiri secara bank only tumbuh 1,9% pada akhir Juli 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujarnya, Minggu (27/9) lalu. Sayangnya, Rully tidak merinci penyebab DPK valas hanya tumbuh tipis sejauh ini.

Baca Juga: Jadi penopang saat pandemi corona, bank justru akan mengerem ekspansi kredit valas

Sementara di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), pertumbuhan DPK valas saat ini masih cenderung moderat. Sekretaris Perusahaan Bank BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, pertumbuhan yang terjadi saat ini lebih disebabkan oleh faktor kurs dolar AS terhadap rupiah.

"Aliran cashflow (arus kas) DPK valas salah satunya disebabkan oleh aktivitas ekspor impor, apabila ada perlambatan maka akan mempengaruhi ketersediaan valas," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (28/9).

Meski begitu, saat ini rasio DPK valas di BRI masih terbilang rendah alias hanya 14% dari total DPK BRI. Artinya, kendati pertumbuhannya cenderung melambat, pengelolaan DPK valas di BRI masih dapat dikontrol.

Sampai akhir tahun 2020, BRI optimistis pertumbuhan DPK valas bisa sejalan dengan rencana bisnis atau tumbuh stabil.

Baca Juga: Dilanda Pandemi Corona Covid-19, DPK Valas Perbankan Malah Meningkat




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×