Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso Liem mengatakan pihaknya belum melihat adanya perlambatan dari sisi DPK valas. Sebab, sampai dengan akhir Juni 2020 lalu total DPK valas BCA masih naik 9,2% secara yoy menjadi Rp 51,7 triliun. Adapun, porsi DPK valas di BCA juga terbilang kecil alias hanya 6,78% dari keseluruhan DPK yang mencapai Rp 761,6 triliun di semester I tahun ini.
"Ke depan, BCA akan tetap berkomitmen memenuhi kebutuhan transaksi valas sesuai dengan kebutuhan nasabah dalam berbagai jenis mata uang," ujar Santoso.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bank BNI Syariah Bambang Sutrisno menyebutkan, sejatinya untuk valas di perbankan terutama BNI Syariah besar atau kecilnya jumlah dana tidak terlalu berpengaruh. Sebab, DPK valas saat ini memang didominasi oleh institusi yang pola penarikannya relatif bisa diprediksi.
Lagipula di BNI Syariah, total DPK valas sangat kecil atau sekitar 5% dari total DPK. Artinya, kalaupun terjadi penurunan, nilainya tidak akan terlalu tinggi. Sekaligus tidak berdampak pada kondisi likuiditas bank secara keseluruhan. "Hanya beberapa nasabah institusi saja (yang membutuhkan valas), jadi kami ikutin pergerakan mereka saja," imbuhnya.
Selanjutnya: Banyak nasabah pilih menimbun dana di tabungan ketimbang deposito, simak penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News