kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Walau sepi, transaksi ekspor impor di perbankan terus tumbuh


Senin, 21 Desember 2020 / 19:22 WIB
Walau sepi, transaksi ekspor impor di perbankan terus tumbuh
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di salah satu bank anggota Himbara di Jakarta, Jumat (16/5). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/16/10/2020.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Situasi pandemi Covid-19 memang membuat laju ekspor impor mengalami perlambatan secara global. Meski begitu, beberapa bank pelat merah mengaku transaksi ekspor impor tetap terus meningkat kendati masih tipis. PT Bank Mandiri Tbk misalnya mencatatkan transaksi ekspor impor nasabah perseroan per November 2020 meningkat sebesar 8% secara year on year (yoy) menjadi US$ 72 miliar, dengan transaksi financing ekspor dan impor yang mencapai US$ 5,6 miliar. 

Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Darmawna Junaidi, beberapa inisiatif digital di tengah pandemi bisa menjadi salah satu langkah penopang bisnis internasional. Terbaru misalnya, bank bersandi bursa BMRI ini mengembangkan Mandiri Global Trade (MGT) yang dapat dimanfaatkan oleh nasabah perusahaan untuk memperkuat bisnis perdagangan internasional.

Sebagai sebuah platform digital multiservice berbasis website, Mandiri Global Trade akan memberikan solusi atas berbagai kebutuhan finansial nasabah dalam transaksi perdagangan internasional di mana saja dan kapan saja secara nir-dokumen sehingga meningkatkan efisiensi. 

Baca Juga: Multifinance mengerem pendanaan dari bank

Saat ini, tambahnya, nasabah Bank Mandiri yang tercatat sebagai pelaku usaha perdagangan internasional mencapai lebih dari 9 ribu perusahaan. Dia mencontohkan, berbagai transaksi yang dapat diakses oleh nasabah MGT yang teregister seperti penerbitan Letter of Credit (LC), Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN), Standby Letter of Credit (SBLC), shipping guarantee dan bank garansi (BG). 

Tak hanya itu, registered user juga dapat mengakses layanan transaksional yang mendukung kegiatan ekspor dan impor lainnya termasuk pembiayaan perdagangan (trade finance) melalui fitur pengajuan dokumen underlying secara online, bagi nasabah perusahaan yang telah memiliki perjanjian kerjasama.

“Untuk menjaga keamanan transaksi, MGT juga memiliki fungsi dual control security. Pada fungsi ini, nasabah dapat menyesuaikan kebutuhan akses level untuk user maker yang bertugas mengajukan transaksi dan user checker yang memberikan persetujuan sebelum transaksi dijalankan oleh Bank,” katanya belum lama ini.

Selain itu, Darmawan menjelaskan, pihaknya juga telah menyiapkan 39 trade servicing unit dan 882 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia untuk melayani kebutuhan transaksi finansial nasabah terkait perdagangan.

Baca Juga: Sambut libur Nataru, BTN siapkan uang tunai Rp 19,9 triliun

Senada, Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Aestika Oryza Gunarto juga menjelaskan transaksi ekpor dan impor perseroan masih tumbuh positif. Dia mencontohkan, khusus untuk volume transaksi ekspor impor atau trade finance melalui BRI saat ini masih tumbuh 20% secara yoy. 

Sayangnya, Aestika tidak merinci besaran nominal transaksi. Namun, sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian global, pihaknya memprediksi transaksi ekspor impor berpotensi meningkat. 

Walhasil, Bank BRI pun sudah menyusun sederet strategi bisnis. Salah satunya adalah dengan melakukan digitalisasi bisnis trade finance sehingga layanan lebih efisien dan cepat. "Selain itu, BRI juga akan melakukan pemberdayaan nasabah UMKM ekspor, melalui regional transaction banking di kantor wilayah BRI yang tersebar di seluruh Indonesia," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (20/12). 

Sementara itu, Direktur Treasury dan Internasional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Henry Panjaitan mengatakan, sebenarnya saat ini volume transaksi ekspor impor tengah mengalami penurunan. Hal itu tentunya tidak terlepas dari dampak pandemi Covid-19. 

Tapi di sisi lain, perolehan fee based income dari transaksi ekspor impor di BNI masih meningkat. Per November 2020 menurut Henry pertumbuhannya masih di atas 7% yoy. "Kenaikan fee based tersebut ditopang karena naiknya transaksi trade dengan skema non LC (Letter of Credit)," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (21/12). 

Baca Juga: Libur akhir tahun, begini penyesuaian jadwal operasional BNI

Nah, untuk tahun 2021 pihaknya optimis perdagangan internasional akan meningkat kembali walaupun masih cukup menantang karena ketidakpastian kondisi pasar global akibat pandemi.

Strategi yang akan dan sedang digarap BNI untuk tetap mendorong bisnis internasional adalah dengan memperluas kerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan di luar negeri (global partnership).

Kedua, mengembangkan produk dan layanan berbasis digital. Ketiga, semakin gencar memberikan solusi dan edukasi transaksi bisnis internasional termasuk transaksi trade kepada nasabah. "Kami juga akan mengoptimalkan fungsi kantor cabang luar negeri untuk meningkatkan layanan kepada mitra bisnis global," imbuhnya. 

Selanjutnya: Ubah kegiatan usaha, OJK cabut izin Mitra Gadai Sejahtera

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×