Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan ekonomi akibat penyebaran virus corona (Covid-19) nampaknya sudah mulai dirasakan oleh sejumlah perbankan. Hal ini tercermin dari penurunan laba bersih beberapa bank yang diakibatkan oleh menurunnya pendapatan terutama pendapatan bunga.
Misalnya, PT Bank Bukopin Tbk yang hanya mencatatkan laba bersih sebesar Rp 51,44 miliar per Maret 2020. Kendati terbilang mini, nyatanya laba bersih tersebut masih turun tipis dari perolehan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 52,67 miliar alias turun 2,33% secara year on year (yoy).
Baca Juga: Pandemi covid-19 menguji imun perbankan
Merujuk pada laporan keuangan kuartal I 2020, sebenarnya secara pendapatan bank bersandi bursa BBKP ini terbilang positif. Tercermin dari pendapatan bunga bersih yang masih naik 19,59% yoy menjadi Rp 498,94 miliar. Namun, beban operasional selain bunga bersih perseroan masih cukup tinggi yakni menembus Rp 411,97 miliar atau naik sekitar 11,94% dari tahun sebelumnya Rp 373,82 miliar.
Dalam siaran pers, Kamis (30/4), Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo mengatakan mayoritas laba ditopang oleh kenaikan laba operasional sebesar 88% yoy menjadi Rp 90,5 miliar. Sekaligus pendapatan operasional lainnya yang tumbuh 44,8% yoy.
Peningkatan pendapatan operasional lainnya selaras dengan strategi Bank untuk memfokuskan ekspansi pada produk-produk trade finance seperti flexy bill, flexy pay, fley gas dan flexy health. Adapun, kredit Bukopin secara bank only masih tumbuh 7,07% secara yoy.
Laba yang terbilang tipis ini praktis membuat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bukopin semakin menciut. Per Maret 2020 CAR Bukopin hanya sebesar 12,59% atau turun dari 13,29% di Maret 2019.
Baca Juga: Ini bank penyalur KPR FLPP tertinggi hingga akhir April
Tetapi, rasio profitabilitas seperti Net Interest Margin (NIM) masih naik menjadi 2,44% walau secara total masih jauh dari rata-rata industri yang di kisaran 4,5%.
Bukan hanya Bukopin yang catat penurunan laba, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) juga mencatat laba bersih turun 0,7% yoy menjadi Rp 416,61 miliar per kuartal I 2020. Namun, Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menilai sejatinya kinerja perseroan masih terbilang positif di tengah gempuran perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Misalnya saja, total aset perseroan sudah berhasil menembus Rp 123 triliun per Maret 2020 atau tumbuh 4,5% yoy. Hal ini ditopang kenaikan kredit yang meningkat 9,1% yoy menjadi Rp 82,7 triliun. Selain itu rasio NPL juga masih terjaga di level rendah yakni 1,65% atau di bawah rata-rata industri.
Baca Juga: Indeks High Dividend 20 anjlok, ini saham-saham yang bisa dikoleksi
"Pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan tetap kami jaga, di tengah kondisi wabah Virus Korona yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, kami masih dapat menjaga catatan laju pertumbuhan positif." papar Yuddy dalam keterangan resminya (29/4) pekan lalu.
Tetapi yang perlu menjadi sorotan adalah mulai menurunnya NIM Bank BJB pada kuartal I 2020 menjadi 5,54% dari setahun sebelumnya 5,88%. Selain itu, CAR bank bersandi emiten BJBR ini juga turun 1,5% secara tahunan menjadi 17,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News