kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspada risiko pasar, ini saran bank bagi nasabah wealth management


Minggu, 09 September 2018 / 14:59 WIB
Waspada risiko pasar, ini saran bank bagi nasabah wealth management
ILUSTRASI. BRI Prioritas


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dari awal tahun sampai awal Agustus 2018 ini, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan investor. Dengan beberapa risiko pasar ini membuat nasabah wealth management cenderung wait and see. 

Handayani, Direktur Konsumer BRI mengatakan, nasabah wealth management cenderung wait and see untuk mengamankan investasinya di produk konvensional yaitu deposito.

"Dengan diluncurkan SBR004 dengan kupon 8,05%, peminat meningkat dibandingkan sebelumnya," kata Handayani kepada kontan.co.id, Jumat (7/9).

Kepala Divisi Wealth Management BNI Neny Asriany bilang dengan tren kenaikan bunga dan tren saham yang fluktuatif, BNI memberikan saran ke nasabah untuk masuk ke instrumen tenor jangka pendek dan menengah.

"Untuk saham, kami menyarankan nasabah untuk masuk secara bertahap sebagaimana strategi dollar cost averaging," kata Neny kepada kontan.co.id, Jumat (7/9).

Menurut BNI perilaku nasabah dengan pasar yang fluktuatif ini cenderung berubah ke instrumen dengan return yang tinggi.

Budi Satria, Direktur Konsumer BTN bilang saat ini nasabah sedang wait and see atas kondisi pasar. "Untuk sementara portofolio dikembangkan melalui produk yang relatif aman, seperti reksadana pasar uang, terproteksi dan surat berharga negara," kata Budi kepada kontan.co.id, Jumat (7/9).

Catatan saja, saat ini setidaknya ada tiga risiko yang perlu diperhatikan investor. Pertama, risiko suku bunga. Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Kenaikan suku bunga ini diperkirakan akan berlanjut seiring dengan potensi kenaikan bunga acuan The Fed.

Kedua, risiko pasar. Seperti diketahui, indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam beberapa hari ini mengalami penuruan. Meski terakhir IHSG pada pekan lalu (7/9) ditutup menguat tipis 1,3% menjadi 5.851 .

Namun, jika dilihat dalam satu minggu terakhir, IHSG telah turun 2,7%. Sedangkan dalam satu bulan ini, indeks saham juga turun 3,9%. Jika dihitung dari awal tahun sampai Jumat pekan lalu (7/9) IHSG tercatat turun lebih dalam yaitu 7,9%.

Selain itu, ada risiko ketiga yaitu risiko mata uang. Jumat pekan lalu (7/9) rupiah diperdagangkan Rp 14.884 per USD berdasarakan kurs JISDOR Bank Indonesia (BI). Nilai tukar rupiah dari awal 2018 sampai akhir pekan lalu tercatat melemah 9,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×