Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) berhasil memeroleh insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) sebesar 2,8%.
Mengingatkan kembali, KLM adalah insentif yang diberikan Bank Indonesia (BI) kepada bank berdasarkan komitmennya dalam penyaluran kredit di sektor tertentu. Insentif ini berupa potongan maksimal 5% untuk giro wajib minimum (GWM).
Treasury Head Allo Bank, Bagus Razy Syabandita Hakim, menjelaskan bahwa kontribusi utama pemenuhan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM), sebagai tolok ukur besaran insentif, berasal dari portofolio pembiayaan yang cukup beragam.
Baca Juga: Strategi Allo Bank Jaga Pertumbuhan Kredit Ritel & Wholesale
“Penyaluran pembiayaan inklusif kami terutama berasal dari segmen paylater atau kredit konsumtif, sektor pertanian, industri dan hilirisasi, serta sektor jasa termasuk ekonomi kreatif,” ujar Bagus kepada Kontan, Jumat (21/11/2025).
Menurutnya, insentif KLM tersebut memberikan ruang likuiditas tambahan bagi Allo Bank. Yakni, menurunkan kebutuhan pendanaan di pasar uang dalam negeri dan menjadi buffer untuk menjaga stabilitas LDR.
“Dampaknya, pertumbuhan kredit ritel maupun wholesale bisa lebih seimbang,” kata Bagus.
Mulai 1 Desember, Bank Indonesia (BI) juga berencana memberikan tambahan insentif hingga 0,5% kepada bank yang paling cepat menurunkan suku bunga kredit mengikuti arah penurunan BI-Rate.
Bagus menilai kebijakan ini sejalan dengan dinamika pasar. “Penurunan BI-Rate mulai menekan biaya dana (CoF) ke tren yang lebih rendah. Kompetisi pricing kredit antarbank juga semakin terlihat, terutama di segmen konsumsi dan korporasi,” paparnya.
Ia menuturkan bahwa skema insentif berbasis interest rate ini dapat menjadi peluang baru bagi bank untuk melakukan efisiensi likuiditas sekaligus mempercepat transmisi kebijakan moneter.
Baca Juga: BPD DIY Optimistis Kredit Tumbuh 10,7% di Akhir 2025, Fokus Dorong Segmen UMKM
Namun, ia mengingatkan bahwa penyesuaian suku bunga kredit tidak dapat dilakukan secara agresif. Bank harus mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti profil risiko masing-masing sektor, struktur FTP dan cost of fund yang masih berproses menuju stabil, serta dampaknya terhadap margin dan NIM khususnya di segmen wholesale.
“Allo Bank akan melakukan penyesuaian suku bunga kredit secara selektif. Kami harus menyeimbangkan potensi menerima tambahan insentif KLM dengan kebutuhan menjaga risiko kredit dan profitabilitas,” kata Bagus.
Di luar itu, Bagus menegaskan bahwa Allo Bank tidak hanya mengandalkan skema KLM untuk memperkuat likuiditas. Ada tiga strategi utama yang tengah dijalankan. Pertama, dengan optimalisasi portofolio SRBI dan SBN sebagai instrumen dengan imbal hasil tinggi dan berbasis likuiditas harian.
Kedua, melalui penurunan cost of fund (CoF) secara bertahap dengan menyesuaikan pricing deposito wholesale dan ritel mengikuti arah penurunan BI-Rate untuk mereduksi biaya dana.
Ketiga, penguatan strategi ALM dan FTP. Itu dilakukan dengan rebalancing tenor pendanaan dan penyaluran kredit dilakukan untuk mengurangi mismatch, serta mengoptimalkan struktur margin antar tenor FTP agar lebih efisien, termasuk untuk pendanaan jangka pendek.
Selanjutnya: Dirjen Pajak: 463 Wajib Pajak Nakal Bakal Diperiksa, Diduga Manipulasi Data Ekspor
Menarik Dibaca: 5 Penghuni Kripto Top Gainers 24 Jam, Kaspa yang Melejit 15% Salah Satunya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













