Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) menilai tren pembiayaan di tahun ini tampak sangat baik. Perusahaan multifinance ini optimis pertumbuhan pembiayaan bisa mencapai 14%.
Direktur WOM Finance, Cincin Lisa Hadi menyampaikan bahwa pihaknya menargetkan penyaluran pembiayaan bisa tumbuh sebesar 14% menjadi Rp 5,2 triliun di 2023, dari sebelumnya Rp 4,6 triliun di tahun 2022.
“Hingga April 2023, jumlah pembiayaan yang dilakukan WOMF adalah Rp 2 triliun. Angka ini naik sebesar 46% dibandingkan dengan periode Januari hingga April 2022,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (26/5).
Baca Juga: Kinerja Pembiayaan Industri Multifinance Moncer di Kuartal I 2023
Lisa mengungkapkan bahwa untuk mencapai target pembiayaan tersebut pihaknya pun mendorong peningkatan dari segmen multiguna. Sebab, kata dia, segmen tersebut mendominasi porsi pembiayaan.
“Segmen yang mendorong peningkatan pembiayaan WOMF adalah segmen multiguna, khususnya dari produk MobilKu. Segmen Multiguna, memiliki porsi 72% dari total pembiayaan WOMF,” ungkapnya.
Lisa menuturkan, WOMF mencatat pembiayaan hingga Rp 1,6 triliun pada kuartal I 2023 atau meningkat 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, kata dia, laba bersih pun tercatat Rp 63 miliar atau meningkat 156% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Perusahaan memproyeksikan laba bersih sebesar Rp 231 miliar pada akhir tahun 2023, atau tumbuh 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” tandasnya.
Baca Juga: WOM Finance Bukukan Kenaikan Laba Bersih 155,81% pada Kuartal I-2023
Adapun beberapa strategi yang disiapkan WOMF untuk mencapai target tersebut antara lain, pertama pengembangan potensi bisnis, baik wilayah pembiayaan maupun kanal distribusi untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis.
Kedua, optimalisasi database atas existing customer Perusahaan dengan kategori excellent – good. Ketiga, digitalisasi proses bisnis untuk terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perusahaan. Keempat, perbaikan secara berkesinambungan terhadap proses inisiasi kredit dengan terus melakukan evaluasi kebijakan dan prosedur kredit.
Kelima, optimalisasi strategi penagihan yang mengutamakan penanganan early overdue. Keenam, program pelatihan dan pengembangan yang intensif dan berkelanjutan melalui program-program pelatihan dan pembelajaran berbasis digital terkait dengan business process knowledge, skill (soft skill & technical skill), leadership, dan internalisasi nilai-nilai Perusahaan dengan fokus pada peningkatan produktivitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News