Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan financial technology (fintech) berbasis peer to peer lending PT Investree Radhika Jaya optimistis bisa menjaga angka non-performing loan (NPL) di posisi 0%. Sejumlah strategi juga dipersiapkan dalam memitigasi risiko kredit.
Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan, keberhasilan perusahaan menjaga rasio kredit macet tak lepas dari strategi dalam pemilihan produk segmentasi dengan basis invoice atau kontrak perusahaan ternama. Lalu, strategi collection dengan escrow dan langkah mitigasi lainnya juga menjadi turut andil kiat NPL Investree masih di level 0%.
"Sampai dengan saat ini masih di 0% untuk NPL di kategori keterlambatan di atas 90 hari, sama seperti bank," kata Adrian kepada Kontan.co.id, Selasa (16/1).
Tahun ini, Investree cukup percaya diri menjaga angka NPL atau kredit bermasalah tetap bertengger di angka 0%. Tentunya didukung oleh penanganan tim collection yang baik. "Kami upayakan maintain di level tersebut dan tetap fokus pada produk invoice financing dan sesuai underwriting kriteria yang sudah ditentukan di awal," jelas dia.
Lebih lanjut, hal tersebut juga didukung oleh kerjasama Investree dengan Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) dalam membantu memperkuat mitigasi risiko atas gagal bayar peminjam. Lalu dengan menggandeng PT Pefindo Biro Kredit juga sangat membantu perusahaan untuk menjadi penghubung dan memonitor oustanding debitur.
Asal tahu saja, hingga akhir Desember 2017, Investree telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp 530 miliar. Tahun ini, perusahaan membidik kenaikan dua kali lipat menjadi Rp 1 triliun. Target tersebut, imbuh Adrian, akan didukung oleh adanya pendistribusian Surat Berharga Negara (SBN) ritel, kolaborasi dengan beberapa platform ecommerce dan juga berkolaborasi dengan perbankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News