Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Test Test
JAKARTA. Sepanjang semester I 2010, tingkat ketidaklulusan calon direksi dan komisaris perusahaan asuransi dalam uji kelayakan dan kepatutan alias fit and proper test mencapai 27%. Berdasarkan catatan Biro Perasuransi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), di semester I ada 154 calon direksi dan komisaris asuransi yang mengikuti fit and propert test.
Rinciannya, 37 orang dari perusahaan pialang asuransi, 3 dari keagenan, dan sisanya 114 orang dari perusahaan asuransi. Dari jumlah itu, yang tidak lulus mencapai 41 orang. Sayangnya, Bapepam-LK enggan mengungkapkan nama dan perusahaan calon yang tidak lulus itu.
Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK Isa Rachmatarwata mengungkapan, penyebab utama ketidaklulusan peserta fit and proper test pengurus asuransi tersebut adalah akibat kurang memadainya pengetahuan mengenai dunia perasuransian. "Hampir semua karena faktor pengetahuan. Kalau faktor integritas itu langka," ujar Isa, di kantornya, Jumat (30/7).
Isa menambahkan, untuk calon direksi dan komisaris yang tidak lulus tes tahun ini, mereka baru boleh mengikuti tes kembali di tahun selanjutnya atau tahun 2011 nanti.
Isa menyarankan pada calon-calon direksi atau komisaris yang untuk mengikuti kursus-kursus reguler yang diadakan oleh institusi terkait. Misal, mengikuti kursus reguler yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA), asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI), atau kursus-kursus reguler tentang asuransi yang diselenggarakan oleh universitas.
"Untuk mengikuti fit and proper test itu tidak bisa hanya dipersiapkan dengan kursus singkat. Selain hal itu tidak mampu menolong mereka saat ada masalah, juga tidak berdampak baik bagi industri secara kesuruhan," paparnya.
Isa memberikan alasan kenapa kursus kilat lalu berharap lolos fit and proper test tidak akan efektif. Soalnya, program singkat tidak membekali orang secara fundamental dengan pengetahuan yang baik mengenai asuransi. Lebih baik perusahaan menyiapkan calon direksi dan komisaris lebih terencana. "Karena persiapannya bisa lebih matang," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News