kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

9 Bank ini akan menggelar rights issue, mana yang menarik?


Minggu, 10 Oktober 2021 / 12:04 WIB
9 Bank ini akan menggelar rights issue, mana yang menarik?
ILUSTRASI. Terdapat sembilan bank yang siap menggelar rights issue dalam waktu dekat.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggalangan dana oleh perbankan melalui rights issue terus meningkat selama pandemi. Emiten dari sektor perbankan memanfaatkannnya untuk menambah permodalan sekaligus ekspansi bisnis. 

Terdapat sembilan bank yang siap menggelar rights issue dalam waktu dekat. Sebagian besar adalah bank kecil yang berupaya mempertebal modal untuk memenuhi aturan modal inti minimum Rp 2 triliun di akhir 2021 dan Rp 3 triliun di akhir 2022 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).  

Mereka diantaranya Bank Banten (BEKS), Bank Ina (BINA), Amar Bank (AMAR), Bank Argo (AGRO), Bank Capital (BACA), Bank Allo (BBHI), Bank Jtrust (BCIC), Bank Bisnis Internasional (BBSI) dan Bank Oke Indonesia (DNAR). 

Nah, sebelum membeli saham emiten perbankan tersebut, ada hal penting yang perlu diperhatikan investor. Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki meminta investor terlebih dulu memperhatikan tujuan penggunaan dana rights issue tersebut.  "Kalau mayoritas untuk ekspansi bisnis, itu bagus dipertimbangkan oleh investor," kata Achmad, Sabtu (9/10). 

Baca Juga: Reliance dikabarkan jadi standby buyer rights issue, bos Bank Banten angkat bicara

Namun jika untuk memenuhi utang, maka investor harus mengukur komposisi utang perusahaan yaitu debt to equity ratio (DER). Lalu mempertimbangkan gearing ratio atau jumlah utang terhadap modal ekuitas perusahaan. 

Tak hanya itu, investor juga harus jeli mencermati kinerja bank mulai dari rasio kecukupan modal (CAR), rasio nilai harga terhadap nilai buku (PBV), kredit macet (NPL) dan margin laba (NPM). 

Selain itu, prospek bank tersebut juga bergantung pada siapa yang akan bertindak sebagai pembeli siaga. Pembeli siaga ini bisa mendorong partisipasi pemegang saham publik untuk menyerap saham tersebut. 

Dari sekian banyak emiten bank yang hendak rights issue, Achmad merekomendasikan saham- saham yang terkait dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMN) seperti saham Bank Banten dan Bank Argo.  

"Bank Banten menjadi pilihan karena ada Reliance Group yang bersiap menjadi pembeli siaga dan mayoritas kepemilikan di Banten Gobal Development akan dialihkan ke pemerintah daerah Banten," ujarnya. 

Selain itu, saham Bank Argro juga bisa menjadi pilihan. Sebab, bank yang berganti nama menjadi Bank Raya ini merupakan anak usaha Bank BRI yang mulai fokus untuk berkembang di segmen digital. 

Seperti diketahui, Bank Argo akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,15 miliar saham dengan nomimal Rp 100 per saham pada November 2021. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat permodalan, khususnya penyaluran kredit secara digital. 

"Kami melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan CAR. Kami akan melakukan penambahan modal melalui right issue sebanyak-banyaknya 2,15 miliar," kata Corporate Secretary Bank Raya Hirawan Nur Kustono. 

Melalui aksi korporasi tersebut, ia berharap, pemegang saham dapat melakukan perdagangan saham pada pertengahan November 2021. Dengan begitu, CAR BRI Agro bisa terjaga sesuai ketentuan otoritas pada akhir 2021. 

Tak mau kalah, Bank Ina juga mengincar dana Rp 1,23 triliun lewat rights issue pada November mendatang. Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Indolife Pensiontama akan menjadi pembeli siaga saham emiten bank ini. 

Rencananya, dana rights issue akan digunakan sebagai modal kerja seperti mendukung kegiatan operasional dan pengembangan usaha, termasuk penerapan digitalisasi proses bisnis. Kemudian memenuhi persyaratan modal inti dari OJK. 

"Dana tersebut untuk pengembangan infrastruktur termasuk IT, perangkat, sumber daya manusia (SDM) untuk menunjang bisnis di sektor UMK," kata Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu. 

Baca Juga: Bisnis perbankan diramal membaik, ini rekomendasi saham BBNI, BMRI, BBRI hingga BBCA



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×