Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memproyeksikan premi asuransi jiwa di tahun ini akan mencapai Rp 192,2 triliun. Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu menjelaskan perekonomian domestik diperkirakan akan tetap stabil pada tahun 2024, dengan ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tinggi.
Menurutnya tingginya konsumsi tersebut juga mengindikasikan bahwa kondisi keuangan masyarakat yang semakin kuat. Tingginya konsumsi tersebut juga mengindikasikan bahwa kondisi keuangan masyarakat yang semakin kuat.
"Jika didorong oleh literasi dan inklusi asuransi yang meningkat, sehingga permintaan produk asuransi jiwa diperkirakan akan meningkat tahun ini," jelas Togar pada Kontan, Kamis (15/2).
Selain itu Toga juga mengatakan penyesuaian atas regulasi PAYDI terbaru (SEOJK No.05/SEOJK.05/2022) diperkirakan telah selesai dilakukan oleh seluruh PAJ. Hal ini kemudian akan kembali meningkatkan penjualan PAYDI.
Baca Juga: Hadapi Tahun Politik, BNI Life Optimistis Pendapatan Premi Tumbuh 19%
"Apabila industri mampu mengatasi tantangan dan bisa mengambil banyak peluang kami tetap optimis dengan pertumbuhan tersebut di tahun 2024 ini," ujarnya.
Togar juga menyadari bahwa tahun ini merupakan tahun politik dimana pemilihan umum tengah dilaksanakan. Meski begitu ia mengatakan kondisi Pemilu kemungkinan akan mempengaruhi pasar yang mana diproyeksi akan berimbas ke kinerja investasi.
Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi penjualan produk asuransi jiwa yang memiliki fitur investasi.
Meski demikian Togar menjelaskan saat ini masyarakat semakin cermat dalam memilih produk asuransi jiwa yang sesuai dengan kebutuhannya.
Menurutnya PAYDI masih tetap menarik bagi masyarakat yang membutuhkan fitur investasi, sementara produk asuransi jiwa tradisional juga terus menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik di tahun 2023 dan diyakini akan tetap tumbuh positif di tahun 2024.
Guna mendukung pertumbuhan industri asuransi jiwa di tahun 2024, Togar mengungkapkan AAJI telah mempersiapkan sejumlah strategi. Salah satunya yaitu penguatan tata kelola dan pelindungan terhadap nasabah juga wajib terus ditingkatkan guna memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap asuransi jiwa.
Baca Juga: Prudential Proyeksikan Klaim Asuransi Kesehatan Meningkat pada Tahun Ini
Menurutnya apabila hal tersebut dapat dijalankan oleh seluruh pelaku industri asuransi jiwa dengan baik maka pertumbuhan industri tahun ini akan tetap positif.
Selain itu populasi masyarakat Indonesia saat ini didominasi oleh generasi millenial dan Gen Z, menurut Togar hal itu menjadi peluang bagi industri asuransi jiwa untuk semakin gencar menyasar generasi tersebut.
"Industri perlu melakukan inovasi produk yang cocok untuk memenuhi kebutuhan mereka," ucap Togar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News