Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) sempat memproyeksikan pertumbuhan premi industri asuransi umum bisa mencapai 10%–15% pada akhir tahun ini. Mengenai hal itu, Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan tetap optimistis pendapatan premi industri bisa mencapai angka tersebut.
"Tentunya harapan kami bisa tumbuh, tetapi tumbuhnya berapa persen dibanding tahun lalu masih menjadi pertanyaan juga," ungkapnya dalam konferensi pers AAUI di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (3/12).
Meskipun demikian, Budi tak memungkiri ada sejumlah tantangan yang masih dirasakan industri sampai kuartal IV-2024, yang mana berpotensi menghambat pertumbuhan. Salah satunya tantangan di lini asuransi properti, kredit, hingga kendaraan yang dipicu banyaknya masyarakat tersandung pinjaman online (pinjol) dan judi online (judol).
Dengan demikian, mereka yang tersandung judol dan pinjol tercatat di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) sebagai daftar hitam, sehingga ujungnya tak bisa mengajukan kredit kendaraan maupun perumahan. Dia mengatakan permasalahan pinjol hingga judol harus segera diselesaikan karena memberikan efek domino, sehingga bisa berdampak juga terhadap kinerja industri asuransi umum.
Baca Juga: Premi Asuransi Umum Diprediksi Tumbuh Dobel Digit pada 2024, Ini Kata Tugu Insurance
Meskipun ada sejumlah tantangan yang masih dirasakan, Budi menambahkan ada juga peluang yang bisa dimaksimalkan industri. Salah satunya di lini bisnis asuransi aviation, termasuk dengan hadirnya maskapai baru, BBN Airlines Indonesia.
Untuk tahun depan, Budi berharap industri masih bisa tumbuh dobel digit. Akan tetapi, dia mengatakan industri akan lebih dahulu melihat kebijakan-kebijakan dari pemerintah ke depannya.
"Kami lihat dahulu pemerintah kebijakan konkretnya bagaimana ke depannya," ujarnya.
Budi berharap pemerintah juga bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membeli asuransi ke depannya. Sementara itu, dia tak memungkiri ada peluang yang bisa digarap industri mulai tahun depan dari kebijakan pemerintah. Salah satunya melalui kebijakan food estate, yang mana bisa mendorong kinerja produk asuransi parametrik milik asuransi umum.
"Kami diberi kesempatan untuk bisa berpartisipasi dalam asuransi parametrik. Jadi kami tangkap challenge itu dan beberapa teman-teman industri akan masuk di sana (food estate). Jadi, kami harus punya strategi berikutnya seperti apa," kata Budi.
Sebagai informasi, AAUI mencatat pendapatan premi asuransi umum per kuartal III-2024 sebesar Rp 79,69 triliun. Nilai itu tumbuh 14,5%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 69,61 triliun.
Baca Juga: Pendapatan Kontribusi Jasindo Syariah Capai Rp 244,52 Miliar per November 2024
Selanjutnya: Bursa Asia Mayoritas Melemah di Pagi Ini (4/12), Pasar Terseret Kisruh Politik Korsel
Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian Hari Ini 4 Desember, Antam dan UBS Balik Menguat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News