Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan Tanah Air bakal menahan ekspansi kredit di tengah makin maraknya penyebaran pandemi Covid-19. Maklum, Covid-19 memang bikin penyaluran kredit makin berisiko.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya, pada dua bulan awal tahun ini mulai mengalami peningkatan risiko kredit alias loan at risk (LaR) hingga di atas 4%.
“Pada Januari 2020, rasio LaR kami berada di level 4,3%, sementara pada Februari mencapai 4,7%. Adapun pada akhir 2019, LaR kami berada di level 3,8%,” kata Executive Vice President Secretariat & Corporate Communications BCA Hera F Haryn kepada Kontan.co.id, Selasa (14/4).
Baca Juga: Ini rincian tambahan stimulus BI untuk sektor perbankan
Asal tahu, rasio LaR BCA sebesar 3,8% tahun lalu jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata rasio 10 bank besar nasional yang mencapai 10,6%.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja sebelumnya mengaku pihaknya memang akan menahan ekspansi sedemikian rupa guna mengurangi risiko penyaluran kredit di tengah pandemi Covid-19.
“Kalau ada permintaan kredit kami akan analisis dengan sangat hati-hati,” katanya kepada Kontan.co.id.
Sementara Direktur Kepatuhan PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk (SDRA) I Made Mudiastra mengaku perseroan bakal menggelar strees test untuk mitgasi risiko kredit akibat pandemi Covid-19.
“Saat ini kami sedang menyiapkan stress test untuk menghadapi skenario terburuk yang mungkin terjadi, dan akan jadi acuan bagi kami untuk membentuk strategi, mulai menginvetarisir nasabah terimbas, dan solusi apa yang bisa kami tawarkan,” katanya kepada Kontan.co.id.
Sebelumnya perseroan mengaku pandemi Covid-19 memang bakal mengerek tingkat risiko kredit yang pada akhirnya rasio kredit bermasalah alias non performing loan juga ditaksir bisa meningkat 20 bps menjadi 1,8% tahun ini.
Adapun sejumlah sektor industri yang punya risiko tinggi akibat pandemi Covid-19 akan berasal dari transportasi, akomodasi. perdagangan, manufaktur, pertambangan, dan pertanian.
Adapun Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah dalam rapat kerja daring bersama Komisi XI DPR pekan lalu mengaku saat ini rasio LaR perbankan telah mencapai 11%.
Baca Juga: BI turunkan GWM dan perlonggar kebijakan, likuiditas bank bertambah Rp 117,8 triliun
Sementara ekonom senior sekaligus Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Periode 2015-2020 Fauzi Ichsan menaksir LaR hingga akhir tahun bisa mencapai 15%. Alasannya, ada keterbatasan bagi bank untuk mengimplementasikan ketentuan relaksasi kredit dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Rasio NPL memang bisa dijaga di level 3 dengan adanya relaksasi kredit dengan hanya memperhitungkan satu pilar kolektabilitas soal ketepatan pembayaran. Namun LaR yang saat ini di level 11% bisa meningkat sampai 15%,” katanya dalam konferensi pers daring belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News