kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada P2P lending, begini bos BCA melihat bunga kredit bagi bank digital


Kamis, 08 April 2021 / 15:10 WIB
Ada P2P lending, begini bos BCA melihat bunga kredit bagi bank digital
ILUSTRASI. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran bank spesialis digital akan semakin meramaikan layanan sektor jasa keuangan di Indonesia. Bank digital nantinya akan menyalurkan kredit menggunakan machine learning maupun artificial intelligence. Hal serupa sebenarnya telah terlebih dahulu dilakukan oleh industri peer to peer (P2P) lending sejak 2016.

PT Bank Central Asia Tbk merupakan salah satu bank yang berminat menjalankan bisnis digital banking. Hal ini dilakukan dengan merilis PT Bank BCA Digital pada pertengahan tahun ini. 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan para bankir telah menyadari pada segmen ini sudah terlebih dahulu hadir industri P2P lending yang identik memiliki bunga relatif tinggi. Oleh sebab itu, perbankan tidak mungkin memberikan bunga yang tinggi.

Baca Juga: KSK Insurance luncurkan program KSK Peduli Motor Vehicle

"Diharapkan bunganya single digit atau ketemunya di tengah. Tentunya ini, kita menunggu arahan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Bagaimana mereka melihat dan menimbang untuk membantu bank digital ini yang relatif baru sehingga perlu margin yang cukup," ujar Jahja secara virtual. 

Lanjut Ia, bank digital menggunakan berbagai teknologi dalam menganalisa kelayakan pinjaman. Namun ada hal yang menjadi perhatian ketika mengarap bisnis pinjaman di bank digital. 

"Pada bank konvensional ada SLIK (sistem layanan informasi keuangan) yang disampaikan karena itu pinjaman relatif tinggi. Kalau di sini (bank digital) bagaimana kita bisa tahu kalau peminjam yang relatif kecil tapi dia juga punya di P2P lending. Pada awal, dia bayar dan lancar, lalu kredit dinaikkan, namun sudah ada pinjam di lima P2P lending untuk memutarkan uang, bagaimana mendeteksinya?" tanya Jahja.

Sehingga hal tersebut belum bisa memberikan gambaran potensi rasio pinjaman bermasalah. Begitupun kemungkinan adanya pinjaman yang harus di-write off dan kemungkinan kerugian yang ada. 

Baca Juga: Begini bocoran strategi Bank BCA Digital yang bakal dirilis pada pertengahan tahun

Sebelumnya, OJK memprediksi bank digital bisa memberikan suku bunga yang relatif lebih murah dibandingkan bank konvensional. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK  Heru Kristiyana menyatakan bunga kredit dibentuk berdasarkan beberapa faktor mulai dari biaya operasional hingga pertimbangan profit. 

“Suku bunga kredit itu kan dibentuk oleh biaya dana, lalu over heat, premi risiko, lalu profit margin yang hendak dicapai. Bila melayani secara digital, maka overheat lebih rendah, karena tidak butuh kantor yang banyak, jadi cuma butuh satu kantor,” papar Heru secara virtual pada Kamis (8/4).



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×