Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembatasan sosial berskala besar imbas dari pandemi bikin nilai transaksi uang elektronik merosot. Dari catatan Bank Indonesia, sejak Januari hingga Maret 2020 baik volume dan nilai transaksi terus mengalami penurunan dibandingkan akhir tahun lalu.
Pada Desember 2019 jumlah transaksi mencapai 515,19 juta senilai Rp 16,97 triliun. Sedangkan pada Maret jumlah transaksinya 401,00 juta dengan nilai Rp 15,03 triliun.
Baca Juga: Bank daerah tetap pacu ekspansi kredit saat pandemi
Penurunan utamanya terjadi dari uang elektronik berbasis kartu. Maklum, basis penggunaannya berasal dari transaksi transportasi, jalan tol, hingga parkir yang saat pandemi menjadi sangat terbatas.
SVP Transaction Banking Retail Sales PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Thomas Wahyudi bilang sejatinya sepanjang kuartal I-2020, bisnis uang elektronik perseroan yaitu e-money masih mumpuni. Meskipun ia mengaku sejak akhir Maret hingga kini efek pembatasan sosial berskala besar, bekerja dari rumah imbas pandemi jadi tekanan yang berarti.
“Bisnis e-money mulai mengalami penurunan pada Maret sampai minggu pertama Juni. Dampak terbesar terlihat pada April dimana terjadi penurunan transaksi 50%-60% dibandingkan bulan sebelumnya,” katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (2/6).
Sementara pada hingga pertengahan Mei 2020, Thomas bilang jumlah transaksi telah turun 8%, sementara nilai transaksinya merosot 15%.
Baca Juga: Saham perbankan dan telekomunikasi jadi pendorong IHSG hari ini, ini saran analis
Makanya kini, Thomas bilang bank berlogo pita emas ini akan lebih mendorong transaksi via uang elektronik berbasis peladen (server) via LinkAja. Juga layanan transaksi dalam kanal elektronik seperti Mandiri Mobile, dan internet banking.
Meski demikian, Thomas masih optimistis transaksi e-money bisa kembali melonjak, terutama akibat mulai maraknya kebijakan normal anyar. Sejumlah strategi juga sudah disiapkan perseroan.
“Kami akan kerja sama dengan sektor transportasi, kemudian kepada ritel untuk program-program potongan harga dengan menggunakan e-money,” sambungnya.
Baca Juga: Bank pelat merah pikul beban restrukturisasi kredit terberat
Hal senada juga disampaikan oleh Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Hera F Haryn. Meskipun ia mengaku sepanjang kuartal I-2020, uang elektronik berbasis kartu perseroan yaitu Flazz masih tumbuh mumpuni.
Per Maret 2020, pertumbuhan peredaran Flazz tumbuh 14% (yoy). Jumlah transaksi juga meningkat 41% (yoy) menjadi 146 juta transaksi.
“Peningkatan utamanya memang karena jumlah pengguna, meskipun aktivitas masyarakat akibat PSBB, terutama di sektor transportasi memang menurun saat pandemi,” katanya kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Laba Bank Amar meningkat empat kali lipat di tahun 2019
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News