Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penarikan kendaraan oleh perusahaan multifinance mulai menunjukkan penurunan selama pandemi. Alhasil, kendaraan yang ikut proses lelang juga berkurang.
Ketua Persatuan Balai Lelang Indonesia (PERBALI) Daddy Doxa Manurung memperkirakan, kendaraan multifinance yang masuk ke Balai Lelang Serasi (IBID) turun sekitar 20%-25% sepanjang tahun 2021.
Nilai penurunan itu tidak berbeda jauh sejak pembatasan sosial skala berskala besar (PSBB) diberlakukan. "Penurunan itu sebagian besar karena adanya kebijakan relaksasi kredit bagi perusahaan multifinance," kata Daddy, Senin (23/8).
Selain relaksasi, penurunan bisnis multifinance turut andil mengurangi jumlah kendaraan yang dilelang. Ia menilai, untuk saat ini perusahaan lebih selektif menyalurkan kredit otomotif agar kualitas kredit juga terjaga.
Baca Juga: Dongkrak pembiayaan, multifinance beri iming-iming bunga murah
Jauh sebelum pandemi, biasanya lelang kendaraan bisa mencapai 8.000 - 10.000 unit pada tahun 2019. Jika dihitung secara rata - rata, balai lelang IBID secara nasional bisa melelang 800 unit kendaraan per bulan. Ada sekitar enam multifinance yang tergabung dalam lelang IBID.
Kebanyakan kendaraan yang dilelang meliputi unit mobil Toyota Agya dan Ayla. Kemudian Toyota Avanza dan Xenia yang cukup dominan ditarik oleh perusahaan multifinance lalu dilelang oleh mereka.
Tak berbeda jauh, BCA Finance juga mengamini penurunan tren penarikan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat. Alasannya, pergerakan tim penagih perusahaan menurun dan banyak wilayah ditutup untuk menghindari penularan Covid-19.
Namun ia tidak mengungkapkan berapa kendaraan yang sudah ditarik BCA Finance. Yang jelas, semua unit kendaraan yang ditarik dijual melalui proses lelang. Sayangnya, proses lelang itu tidak bisa menutupi utang para nasabah. "Umumnya, tidak bisa (ditutupi). Tapi kerugian penjualan ini adalah bagian dari biaya risiko kredit," terang Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim.
Baca Juga: Transformasi digital perbankan bakal dipercepat dengan adanya POJK soal produk bank
Walaupun begitu, penarikan unit-unit kendaraan tersebut diharapkan bisa memperbaiki kredit macet perusahaan. Untuk mengurangi jumlah penarikan, perusahaan memperketat akuisisi agar kualitas kredit tetap terjaga.
Sementara itu, Mandiri Utama Finance (MUF) melakukan penarikan kendaraan rata-rata sebanyak 900 unit per bulan. Hanya saja, jumlah ini dinilai masih berada di level yang sama dengan bulan-bulan sebelumnya yang berarti tidak ada peningkatan maupun penurunan.
“Unit-unit yg sudah ditarik tersebut selalu dilelang untuk menjaga proses yang memenuhi compliance dan transparansi,” ujar Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja.
Menanggapi hal itu, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyebut bahwa sebenarnya pemain multifinance enggan melakukan penarikan unit kendaraan. Mereka lebih baik meminta nasabah mengajukan penundaan bayar atau restrukturisasi kredit.
“Sebenarnya, kami itu ingin restrukturisasi atau penjadwalan ulang untuk penundaan bayar. Bayar berapapun yang penting kami dapet,” ungkap Ketua APPI Suwandi Wiratno.
Biasanya, sebelum melakukan penarikan, perusahaan terlebih dahulu memberikan beberapa kali surat peringatan kepada nasabah. Jika terpaksa kendaraan harus ditarik, perusahaan berupaya melakukannya sesuai prosedur yang berlaku.
Selanjutnya: Genjot pembiayaan, Adira Finance kembali gelar Adira Virtual Expo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News