kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.425   5,00   0,03%
  • IDX 7.156   61,65   0,87%
  • KOMPAS100 1.042   11,99   1,16%
  • LQ45 813   10,32   1,29%
  • ISSI 224   1,28   0,58%
  • IDX30 424   4,95   1,18%
  • IDXHIDIV20 505   2,98   0,59%
  • IDX80 117   1,42   1,22%
  • IDXV30 119   0,29   0,25%
  • IDXQ30 139   1,52   1,11%

Ada tiga opsi spin off UUS, BTN pilih yang mana?


Sabtu, 05 Oktober 2019 / 10:40 WIB
Ada tiga opsi spin off UUS, BTN pilih yang mana?


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID -  YOGYAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100) siap melakukan aksi pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) pada 2020 mendatang. Sejumlah strategi juga telah disiapkan bank dengan bisnis inti di segmen kredit perumahan ini.

Direktur Keuangan BTN Nixon Napitupulu menjelaskan setidaknya perseroan punya tiga opsi untuk menggelar aksi spin off. Pertama, perseroan akan membentuk entitas baru untuk sebagai bank umum syariah (BUS) sebagai pelimpahan UUS. Namun, Nixon bilang opsi ini dinilai perseroan butuh waktu dan dana besar.

Baca Juga: BTN butuh Rp 5 triliun untuk spin off UUS

“Kalau membuat perusahaan baru akan lama, sementara ketentuannya spin off UUS paling lambat dilakukan pada 2023. Sedangkan soal dana, dari kalkulasi kasar, kami setidaknya butuh Rp 4,5 triliun hingga Rp 5 triliun untuk menjaga ekspansi BUS yang kami dirikan setidaknya hingga lima tahun setelah spin off,” katanya, Jumat (4/10).

Sedangkan opsi kedua adalah perseroan berencana untuk membeli BUS berukuran kecil yang sudah ada dan kemudian menggabungkannya dengan UUS perseroan, sehingga BTN tak perlu mendirikan entitas baru.

Sayangnya opsi ini juga kandas, Nixon bilang sejatinya perseroan telah memiliki dua calon BUS untuk digabung dengan UUS perseroan. Namun, perseroan menilai dua calon BUS tersebut tak memiliki kriteria yang ditentukan.

Nah, opsi terakhir adalah kebalikan dari opsi sebelumnya. UUS perseroan akan diakuisisi oleh BUS yang sudah ada. Ini jadi opsi yang paling potensial sebab Nixon bilang, saat ini telah menjalin komunikasi terkait dengan BUS milik bank pelat merah.

Baca Juga: Tren penyaluran KPR masih loyo, kenapa?

“Saya belum bisa bilang siapa BUS yang dimaksud. Yang jelas mereka tertarik dengan portofolio pembiayaan perumahan UUS kami. Dan bagi kami pun mereka punya kapasitas dari aspek pendanaan,” jelas Nixon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×